MAKALAH
PERLAKUAN PADA PEDET SAPI PERAH
Dosen Pembimbing :
BAPAK RULI BASUNI
Disusun Oleh :
INDAH SARI M. POHAN
AGRIBISNIS SAPI PERAH Batch II
PT. ULTRA JAYA MILK TRADING COMPANY, Tbk. JOINT PROGAM PPPPTK PERTANIAN CIANJUR DAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah “ Perlakuan Pada Pedet Sapi Perah “. Tersusunnya laporan ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kesempatan dan kemampuan dalam menyelesaikan laporan ini
2. Bapak Ruli Basuni, selaku dosen Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah Pedet dan Dara.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
4. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aminn...
Cianjur, 06 Maret 2015
( Penulis )
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1.PENDAHULUAN 1
Latar belakang 1
Tujuan 1
Manfaat 2
BAB 2.URAIAN MATERI 3
C. Dehorning 12
D. PEMASANGAN EAR TAG 13
BAB 3. PENUTUP 16
Kesimpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Pemeliharaan pedet mulai dari lahir hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha peternakan sapi perah. Kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan pada pedet muda dengan umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit untuk tumbuh dan berkembang.
Manajemen pemeliharaan pedet yang optimal sejak lahir sangat diperlukan untuk memperoleh sapi yang mempunyai produksi dan produktifitas yang tinggi yang siap menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi, baik sebagai induk maupun pemacek. Pemeliharaan pedet mulai dari penanganan kelahiran, pemberian identitas, pola pemberian pakan, pemantauan terhadap pertumbuhan dan pertambahan bobot badan, pencegahan dan penanganan terhadap penyakit, serta kebersihan dan fasilitas kandang hingga pedet berumur 8 bulan, sangat mempengaruhi keberhasilan tercapainya pedet sebagai calon bibit unggul pada usaha ternak perah.
Dengan penanganan dan perawatan yang tepat akan dapat mengoptimalakan performan pedet yang nantinya benar-benar siap menjadi replacement stock (menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi). Menurut Muljana (1996), pedet yang harus dipelihara terus setiap tahunnya untuk peremajaan adalah 30% dari jumlah populasi induk.
1.2. Tujuan
• Pedet dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
• Mempersiapkan calon induk & pamacek (reflacemen stock) yang unggul
• Mengurangi tingkat kematian pada pedet
• Meningkatkan kualitas produksi
1.3. Manfaat
• Mahasiswa dapat mengetahui cara perawatan pedet dengan baik
• Mahasiswa dapat melakukan pemeliharaan pedet dengan baik.
• Mahasiswa dapat menganalisa faktor peningkatan produksi susu dari awal atau dari bibit
BAB 2
URAIAN MATERI
A. Perawatan Pedet
Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu caranya induk sapi yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah dikeringkan dan induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya. Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis. Oleh karena itu anak sapi perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya (Muljana, 1982).
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku ternak tersebut sebagai berikut :
• Membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung demikian pula yang ada dalam tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih.
• Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas.
• Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat.
• Berikan jerami kering sebagai alas.
• Memberikan colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir.
• Membiarkan pedet bersama induknya selama beberapa hari untuk memastikan pedet mendapat colostrum dan meningkatkan rasa keibuan induk pedet, serta merangsang hormon oksitosin untuk sekresi air susu
2. Pemberian Pakan
Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih (dara) dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai.
a. Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.
Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu : Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan Abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa. Perkembangan alat pencernaan ini yang akan menuntun bagaimana langkah-langkah pemberian pakan yang benar.
Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
b. Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Pakan cair/likuid : kolostrum, air susu normal, milk replacer
a). Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental dari air susu normal. Komposisi kolostrum :
• Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya, 100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal
• Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
• Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare. Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein. Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi.
• Kolostrum dapat menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama.
Kemampuan alat pencernaan pedet untuk menyerap antibodi dari kolostrum hanya berlangusng beberapa jam. Pada umumnya dalam keadaan normal, pedet akan menyusu pada induknya selama 30 menit setelah lahir. Bila pedet tidak dapat menyusu kepada induknya, maka hendaknya peternak membantu menyusukan kepada induknya. Hal ini perlu dilakukan, sebab pedet harus mendapat kolostrum dari induknya dan disamping itu, pedet yang sedang menyusu memberikan gertakan pada ambing induk, sehingga memudahkan pemancaran air susu. Oleh karena itu, dalam 6 jam pertama, pedet, sudah mengkonsumsi kolostrum sebanyak 6 % dari berat lahir. Jumlah tersebut sekitar 2,5 kg untuk pedet yang berat lahirnya kurang lebih 40 kg. Apbila dalam waktu 6 jam pertama pedet tidak dapat menghabiskan sebanyak itu, maka peternak harus membantu bahkan memaksa pedet untuk minum dengan cara seperti di atas. Hal ini bertujuan agar pedet mendapatkan antibodi sebanyak mungkin, sehingga daya tahan tubuh pedet tinggi dan tidak mudah terkena penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan alat pencernaan. Pedet mendapat kolostrum selama 7 hari.
Bila induk mati atau tidak dapat memberikan kolostrum kepada anaknya, maka dapat diberikan pengganti kolostrum sebagai berikut:
Pengganti kolostrum 1 butir telur dikocok + 300 cc air hangat dicampur dengan ½ sendok teh “minyak ikan” dan 600 cc air susu murni. Diberikan 3 kali sehari selama 4 hari. Tambahkan antibiotika.
Antibiotika untuk pedet Berikan melalui mulut 250 mg antibiotika chlortetracycline tiap hari selama 5 hari. Setelah itu 125 mg chlortetracycline selama 16 hari. Yang terbaik sesudah lahir disuntik (intar muskuler, im)200 mg tetracycline (ackromycine)
Mutu Kolostrum : Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin). Kualitas kolostrum akan rendah apabila : Lama kering induk bunting, sapi terus diperah sampai saat melahirkan, Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan maupun saat akan diperah (Soetarno, 2003).
b). Milk Replacer
Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah terbatas. Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 - 5 minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yang berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu).
2. Pakan padat/kering : konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan.
a). Calf Stater (Konsentrat Pemula)
- Calf starter (pakan khusus pedet), yaitu pakan formula atau konsentrat yang mengandung protein kasar (PK) 18 - 20 % protein dengan kandungan energi tinggi dan mengandung suplemen vitamin A dan D serta tepung tulang. Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet berumur 2 - 3 minggu (fase pengenalan). Hal ini untuk menghindari kekurangan konsumsi kalsium dan fosfor setelah pedet disapih.
Pemberian calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu. Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 - 0.7 kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1 - 2 bulan. Pedet dilatih mengenal pakan calf starter dengan cara menempelkan konsentrat ke mulutnya sesudah diberi air susu segar agar dijilati atau dengan cara menaruh sedikit konsentrat dalam ember susunya sesudah menghabiskan air susu.
Calf stater yang baik memberikan pertambahan bobot badan 0,5 kg/hari. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 - 20%, TDN 75 - 80%, Ca dan P 2 : 1, kondisi segar, palatable, craked (Imron, 2009).
Sebagai pegangan berapa banyak susu yang diberikan pada pedet tergantung kepada berat badan pedet seperti disajikan pada Tabel 1. Jumlah tersebut diberikan dibagi dua untuk pagi dan sore dan sebaiknya air susu tersebut diberikan masih hangat yang berasal dari perahan pada saat itu.
Tabel 1. Jumlah pemberian air susu (kg), calf starter (kg), dan rumput kering pada pedet umur 1 – 9 minggu (masa sapih)
Umur Berat badan (kg) Pakan
Air susu (L) Calf starter (kg) Rumput kering (hay) (kg) Air minum
Lahir 35 Kolostrum - - -
1 minggu 35 4 0,1 0,1 Selalu tersedia (adlibitum)
2 minggu 39 4 0,2 0,1
3 minggu 43 4 0,2 0,1
4 minggu 47 4 0,3 0,2
5 minggu 51 4 0,4 0,3
6 minggu 55 4 0,5 0,4
7 minggu 59 4 0,8 0,6
8 minggu 63 4 1,0 0,8
9 minggu 67 4 1,0 – 1,2 0,8 – 1,0
Contoh susunan calf starter untuk pedet disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Beberapa susunan calf starter untuk pedet
Susunan Konsentrat
A B C
.................................................%.......................................................
Bahan
Dedak padi 26,0 30,0 40,0
Bungkil kelapa 27,0 23,0 20,0
Bungkil Kacang Tanah 29,0 12,5 15,0
Bungkil biji kapuk - 32,0 -
Onggok 15,5 - -
Tepung jagung - - 25,0
Garam dapur 1,0 1,0 -
Kapur 1,0 1,0 -
Tepung Tulang 0,5 0,5 -
Zat makanan
Bahan kering 85,6 89,3 87,7
Protein 20,8 21,0 18,8
Energi (TDN) 75,9 73,8 75,2
b). Hijauan
Di samping pemberian air susu tersebut di atas, umur satu minggu pedet telah mulai diajar makan rumput muda dan tidak berembun untuk merangsang perkembangan rumen pedet yang akan mempengaruhi pertumbuhan pedet selanjutnya. Rumput diberikan sedikit demi sedikit. Semakin besar pedet tersebut, semakin banyak rumput diberikan
Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan. Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2 - 3 minggu.
Syarat pemberian hijauan pada pedet :
•Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus.
•Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase.
•Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan.
Pakan Pedet Lepas Sapih
Setelah pedet mampu mengkonsumsi calf starter sebanyak 1,2 kg/ekor/hari selama 3 hari berturut-turut dan berumur 2 bulan, pedet sudah dapat disapih (tidak mendapat air susu lagi).
Sebagai pegangan berapa banyak konsentrat dan rumput kering yang diberikan pada pedet tergantung kepada berat badan pedet seperti disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah konsentrat dan rumput yang diberikan pada pedet umur 2 – 6 bulan (lepas sapi)
Umur (bulan) Berat badan (kg) Pemberian pakan
Konsentrat (kg) Rumput kering (kg) Air
2 67 2,0 1,0 – 1,5 Selalu tersedia
3 83 2,0 1,5 – 2,0
4 103 2,0 2,0 – 3,0
5 127 2,0 3,0 – 4,0
6 151 2,0 4,0 – 5,0
Pada umur 2 bulan, pedet mampu memakan 1-1,5 kg hay atau 2-3 kg rumput setengah kering. Hay diberikan 3 kali sehari. Setiap kali pemberian minimal 0,5 kg hay atau 1,0 kg rumput setengah kering.
Sejak umur 2 bulan, calf starter yang mengandung protein 18% sedikit demi sedikit (selama 1 minggu untuk menghindari stres pada alat pencernaan) diganti dengan konsentrat yang mengandung 16% protein dan TDN 70%. Perubahan permberian calf starter ke pakan konsentrat sebagai berikut:
Hari ke- Calf starter (kg) Konsentrat (kg) Jumlah (kg)
Hari 1 1,6 0,4 2
Hari 2 1,6 0,4 2
Hari 3 1,2 0,8 2
Hari 4 1,2 0,8 2
Hari 5 0,8 1,2 2
Hari 6 0,4 1,6 2
Hari 7 0 2,0 2
Konsentrat diberikan dalam bentuk kering, apabila diberikan dalam keadaan basah maka adanya air akan menghambat perkembangan rumen dan mengurangi nafsu makan hijauan.
B. Sistem Perkandangan
Pedet yang lahir dalam kondisi sehat serta induk sehat di satukan dalam kandang bersama dengan induk, diberi sekat agar pergerakan pedet terbatas. Diharapkan pedet mendapat susu secara ad libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi. Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan harian pedet tersebut setelah lepas sapih.
Perlakuan ini haruslah dalam pengawasan yang baik sehingga dapat mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau induk. Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih menyusui. Selama pedet dalam perawatan susu diberikan oleh peternak sesuai dengan umur dan berat badan (Imron, 2009).
Menurut Soetarno 2003, selama 3 - 4 hari setelah lahir pedet biasaanya belum dipisahkan dari induknya, agar dapat memperolah kolostrum sepenuhnya. Setelah itu, pedet di tempatkan di dalam kandang pembesaran, baik berupa kandang observasi (observation pens), kandang individu (individual pens), maupun kandang kelompok (group pens). Di sini pedet mulai dilatih untuk mengkonsumsi suplemen makan.
C. Dehorning
Dehorning adalah suatu tindakan yang dilakukan pada hewan ternak dengan tujuan penghilangan bakal tanduk atau pemotongan tanduk.Dehorning dilakukan pada saat usia pedet 2 bulan.
Tujuan Dehorning Pada Sapi Perah adalah :
Memperluas daya tampung kandang.
Mengurangi tingkat kerusakan kulit.
Menghindari terlukanya ternak lainnya.
Menjaga keamanan peternak saat tata laksana pemeliharaan.
Memudahkan melakukan pengendalian saat pemberian obat, pemberian ear tag, palpasi rectal.
Metode Dan Langkah Kerja Pelaksanaan Dehorning
Beberapa metode yang digunakan dalam pemotongan tanduk atau penghilangan bakal tanduk adalah berikut ini :
Metode dengan cara menggunakan dehorner elektrik. Teknik ini diaplikasikan pada pedet 1 – 2 bulan.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat: Bahan:
a. Dehorner Elektrik a. Antibiotik
b. Gunting b. Kapas
c. Tang Barnes c. Salep
Langkah kerja :
- Memanaskan dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga dehorner elktrik mencapai suhu sekitar 1200.
- Merebahkan pedet yang akan dipotong tanduknya.
- Memotong rambut sekitar tanduk pedet.
- Dehorner yang sudah panas ditempelkan pada tanduk sambil ditekan dan diputar-putar.
- Setelah tanduk terlepas, diolesi dengan antibiotik untuk menghentikan luka.
- Melepaskan pedet agar mengurangi tingkat stress.
D. Pemasangan Ear Tag
Eartag adalah sejenis anting yang memiliki kode berupa angka maupun huruf sebagai tanda pengenal sapi tersebut. Pemasangan eartag biasanya dipasang di daun telinga alas an dipasang didaun telinga adalah karna mudah untuk diilihat dan bagian yang paling lunak dipasang ataupun ditusuk dngan jarum dan pemasanngan eartag ini mempunyai tujuan untuk memudahkan dalam proses recording (pencatatan).
Alat dan bahan yang digunakan
Alat:
a. Eartag Aplicator
Bahan:
a. Eartag
b. Jarum Eartag
Langkah Kerja:
a. Menghandling pedet yang akan dipasangi eartag.
b. Merestraint pedet.
c. Memegang telinga yang akan dipasangi eartag sesuai jenis kelamin pedet (jantan sebelah kanan dan betina sebelah kiri).
d. Untuk pemasangan memastikan tidak mengenai pembuluh darah.
e. Memasang eartag dengan eartag applicator.
E. Penanganan Penyakit
1. Diare (Mencret)
Penyakit yang sering ditemui pada pedet adalah diare. Diare pedet masih cukup menakutkan karena seringkali berakibat kematian. Menurut Kurniawan 2009, jika pedet kehilangan lebih dari 15% cairan tubuhnya, dia akan mengalami stress yang luar biasa dan mengakibatkan kematian. Dari sekian banyak sebab diare pada pedet, penanganan saat lahir, tidak adanya desinfeksi pusar dan sanitasi kandang pedet yang buruk, adalah penyebab utamanya. Pedet adalah investasi karena keuntungan para peternak kebanyakan hanya berasal dari penjualan pedet.
Ada beberapa langkah untuk mengatasi diare pada pedet yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
•Memperbaiki cairan tubuh pedet. Yaitu dengan memberikan cairan elektrolit/oralit dan susu secara bergantian. Dan juga mengurangi konsumsi susu karena susu bisa menstimulasi banteri ikutan.
•Memberikan antibiotik karena 80% diare disebabkan karena infeksi bakteri, kemudian menambahkan Vitamin C sebagai antistress. Jika pedet tidak mau makan, maka harus ditambah multivitamin dan antipiretik jika suhu badannya lebih dari 39,5 celsius.
•Memperbaiki kondisi kandang menjadi bersih dan kering karena kandang yang buruk sanitasi berpeluang memperparah infeksi.
•Segera pisahkan pedet yang terjangkit dengan pedet yang lain untuk mencegah penularan.
•Mengamati setiap saat kondisinya untuk memastikan pedet tetap aktif.
2. Cacingan
Menurut Tuimin 2009, Dr Drh Setiawan Koesdarto dan Dr Drh Sri Subekti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan Dr Herra Studiawan dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga menyatakan, Toxocara vitulorum, merupakan cacing askarid. Stadium dewasanya banyak dijumpai pada anak sapi (pedet). Akibat dari penyakit cacingan (toxocariasis), sangat menekan produktivitas ternak, berarti menjadi beban ekonomi bagi peternak secara berkepanjangan jika tidak dilakukan pengendalian.
Upaya pengendaliannya menurut mereka sampai saat ini belum jelas, hal ini disebabkan belum adanya informasi tentang keadaan toxocariasis pada pedet. Tersedianya obat cacing, umumnya hanya berkhasiat terhadap stadium dewasa, kurang berkhasiat untuk stadium larva dan telur.
Hal ini karena ternak sapi sewaktu-waktu dapat dijual bila diperlukan. Kepemilikan ternak sapi selain menghasilkan daging juga pupuk, serta kulit dan tulangnya mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam bidang industri dan kerajinan.
Walaupun demikian penyakit parasit cacing khususnya cacing saluran pencernaan pernah dilaporkan Disnak Jatim. Menurut Simon dan Syahrial serta Gunawan dan Putra penyakit yang sering dijumpai pada pedet adalah gangguan parasit usus.
Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan menyerang pedet muda adalah toxocariasis. Parasit cacing ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet. Toxocariasis merupakan penyakit yang banyak ditemukan di negara tropik dengan kelembaban tinggi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Manajemen pemeliharaan pedet meliputi penanganan awal, setelah lahir, pemberian pakan (kolostrum dan suplemen), sistem perkandangannya dan penanganan terhadap penyakit.
• Pedet dipelihara untuk Replacement Stock induk maupun pejantan
• Dengan pemeliharaan pedet dengan baik dan benar, kita bisa mendapatkan Replacement Stock yang unggul.
• Pemberian colostrum sangat penting untuk mempertahankan kesehatan pedet
3.2. Saran
• Manajemen pemeliharaan pedet haruslah menjadi perhatian yang lebih bagi para peternak, mengingat tingkat kematian dan resistensinya terhadap penyakit yang tinggi.
• Selain itu pedet adalah ternak replacement stock yang tentunya dapat digunakan sebagai pengganti ternak yang produksinya kurang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://dodee88.wordpress.com/2009/05/31/cara-perawatan-sapi-pedet/
http://alatternak.blogspot.com/2013/02/eartag-eartag-atau-bila-di-indonesiakan.html
http://anpet10.blogspot.in/2012/04/laporan-tetap-ilmu teknologi-prosedur-html
Laporan Bunikasih
LAMPIRAN
a. Kandang pedet individu b. kandang pedet koloni
b. Calf reader
c. Ear tag applicator e. Dehorner electric
f. Pemasangan ear tag
g. Pedet baru lahir yang di jilati induknya h. Pedet saat minum susu
h. Pedet yang terkena penyakit mencret
Agribisnis Sapi Perah batch 2
"keberanian sejati ibarat layang-layang, terjangan angin takkan menjatuhkannya, justru akan menerbangkannya lebih tinggi"
Kamis, 02 Juli 2015
PEMELIHARAAN SAPI PERAH PEDET DAN DARA
TUGAS TATA LAKSANA PEMELIHARAAN
SAPI PERAH PEDET DAN DARA
Nama : Indah Sari M.Pohan
Kelas : Agribisnis Sapi Perah kelas A
Soal :
1. Apa yang anda ketahui tentang :
a. sapi perah pedet dan dara
b. penyapihan
c. prosedur penyapihan
d. tujuan pemeliharaan dara
e. dewasa kelamin
f. umur berapa betina siap di kawinkan
2. buatlah pedoman pemberian susu dan pakan pedet hingga lepas sapih!
3. Jelaskan hal-hal yang perlu doperhatikan pada saat memberi pakan hijauan pada pedet dan dara!
4. Jelaskan bagaimana kriteria sapi perah pedet yang baik
5. Ciri-ciri pedet siap sapih
6. Jalaskan zat makanan yang dapat dicerna sapi pedet!
Jawaban :
1. Apa yang and ketahui tentang
a. Sapi perah pedet dan dara
• sapi perah pedet
Sapi perah pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai umur 8 bulan. Pedet memerlukan perawatan yang lebih selektif dibandingkan dengan sapi-sapi dewasa lainnya karena pedet sangat rentan terhadap serangan penyakit dan di samping itu pemeliharaan pedet yang baik akan berpengaruh terhadap berhasilnya usaha peternakan. Karena kesalahan dalam pemeliharaan dan penanganan pedet berumur 0-3 bulan dapat menyebabkan pedet mati lemas pada saat lahir, lemah, infeksi dan sulit di besarkan
• Sapi perah dara
Sapi perah dara (heifers) adalah sapi yang berumur 8 – 24 bulan atau belum pernah beranak. Sapi dara ini juga nantinya yang akan dijadikan sebagai pengganti induk (replacement stock). Pada umumnya sapi dara ini dipelihara secara insentif untuk mendapatkan indukan yang unggul.
b. Penyapihan
Penyapihan adalah proses pengenalan mamalia muda khsusunya pedet dengan sumber pakan dewasa dan perlahan lahan menghentikan pemberian air susu . . Pedet dapat disapih pada umur 3-4 bulan tergantung dari kondisi pedet. Jika bobot badannya sudah memenuhi yaitu kurang lebih 150 kg maka barulah pedet boleh di sapih. Tujuan penyapihan adalah untuk menghemat biaya pembesaran pedet, meningkatkan volume susu yang dapat dijual dan Sebagai Persiapan replacement indukan.
c. Prosedur penyapihan
Proses Penyapihan dimulai secara bertahap yaitu 20 hari sebelum penyapihan umur 3 bulan tetapi penyapihan dini dimulai pada umur 14 hari. Dimana dalam umur 14 hari konsumsi susu semakin di kurangi sedikit demi sedikit dan pemberian pakan yang mengandung serat kasar mulai diperkenalkan pada pedet untuk merangsang pertumbuhan lambung terutama rumen pedet.
Apabila akan dilakukan penyapihan pedet harus dalam kondisi sehat (normal) yaitu bobot badan sudah mencapai kurang lebih 150 kg dan sudah mengkonsumsi konsentrat formula pedet (calf starter) sebanyak 0,5 kg/hari atau lebih. Dan pada saat akan penyapihan konsumsi susu sedikit demi sedikit dikurangi dan konsumsi hijauan ataupun konsentrat mulai di tambahkan untuk mencegah stress pada saat pedet disapih.
d. Tujuan pemeliharaan dara
Heifers atau sapi perah betina merupakan sapi perah yang berumur 8-24 bulan atau sampai beranak pertama kali. Tujuan utama pembesaran sapi dara (heifer) adalah sebagai calon induk maka perlu sekali diperhatikan kriteria-kriteria sebagai calon induk, antara lain :
• Berasal dari turunan yang mempunyai produksi susu yang tinggi
• Menunjukan pretumbuhan yang baik dan normal
• Bebas dari cacat tubuh dan penyakit
Pembesaran sapi perah dara untuk dijadikan calon induk ditujukan terhadap dua kepentingan, yaitu:
Pengganti Induk
Pada suatu usaha sapi perah sangat sering terjadi adanya pengeluaran (culling) sapi perah induk dalam setiap tahunnya yang mencapai prosentase 25%. Oleh karena itu, jumlah sapi dara yang akan dijadikan seagai induk pengganti (replacement stock) seharusnya disesuaikan dengan jumlah induk yang akan di culling (pengeluaran) dan ditambah dengan jumlah mortalitas yang mungkin terjadi pada sapi dara tersebut.
Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dengan cara menambah populasi induk dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Membersarkan sapi perah dara yang berasal dari turunan sapi perah sendiri (self replacement)
b. Membeli sapi dari luar
e. Dewasa kelamin
Dewasa kelamin adalah suatu keadaan dimana sapi jantan atau betina proses reproduksinya mulai berfungsi secara maksimal dimana jumlah spermatozoa atau ovum yang normal jauh lebih banyak. umumnya pada ternak dewasa kelamin didahului dengan pubertas, sedangkan dewasa tubuh didahului dengan dewasa kelamin. Faktor-faktor yang mempengaruhi dewasa kelamin adalah : makanan, iklim, Keturunan/genetic & manajemen.
f. Umur betina siap kawin
Sapi perah dara sudah siap dikawinkan setelah mencapai umur 15 - 18 bulan dan berat badan (minimal 280-300 kg). Hal tersebut disebabkan karena sapi yang bersangkutan telah mendapatkan pakan yang cukup dan mencapai berat badan yang di kehendaki atau setelah sapi tersebut mengalami dewasa kelamin dan dewasa tubuh dimana pada saat itu reproduksi telah berfungsi secara optimal sehingga akan menghasilkan keturunan yang baik (unggul). Dan sapi yang akan di kawinkan harus sedang dalam kondisi birahi.
2. Pedoman pemberian susu dan pakan pedet hingga lepas sapih
Tabel 1. Jumlah pemberian air susu (kg), calf starter (kg), dan rumput kering pada pedet umur 1 – 9 minggu (masa sapih)
Umur Berat badan (kg) Pakan
Air susu
(L) Milk Replacer (L) Calf starter (kg) Rumput kering (hay) (kg) Air minum
Lahir 35 Kolostrum - - -
1 minggu 35 4 4 - - Selalu tersedia (adlibitum)
2 minggu 39 4 4 0,2 0,1
3 minggu 43 4 4 0,2 0,1
4 minggu 47 4 4 0,3 0,2
5 minggu 51 3 3 0,4 0,3
6 minggu 55 2,5 2,5 0,5 0,4
7 minggu 59 2 2 0,8 0,6
8 minggu 63 1 1 1,0 0,8
9 minggu 67 - - 1,0 – 1,2 0,8 – 1,0
Keterangan :
• Pada saat usia 0-7 hari pedet hanya diberi kolostrum dari induk saja.
• Pada saat umur 7-14 hari pedet sudah mulai diberi susu murni sebagai pengganti kolostrum dari induk.
• Pada saat umur 2 minggu sudah mulai diberikan calf stater (konsentrat pemula) dan hijauan guna untuk merangsang pertumbuhan rumen.
• Pada saat 3-5 minggu pedet diberi Milk Replacer.
• Pada umur 2 bulan konsumsi susu pada pedet sudah semakin sedikit dan konsumsi hijauan nya semakin banyak. Karena pada saat umur 2 bulan rumen pedet sudah mulai berfungsi secara optimal.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberi pakan hijauan pada pedet dan dara
• Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus supaya mudah dicerna,
• Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase,
• Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan,
• Usahan hijauan yang diberikan dalam bentuk kering supaya sapi tidak kembung, dan
• Jangan langsung memberikan hijauan yang baru disabit di pagi hari (masih berembun) pada sapi melainkan di jemur/dikeringkan terlebih dahulu untuk menghidari cacingan pada sapi.
4. Kriteria sapi perah pedet yang baik
• Pertumbuhan badan cepat
• Kulit lentur serta Bulu halus dan mengkilap
• Berat badan pada saat lahir 10% dari berat badan induk
• Pada umur kurang lebih 3 bulan bobot badan sudah mencapai 150 kg
• Kaki kokoh dan kuat
• Bergerak lincah dan energik
• Matanya cerah serta liur di mulut tidak menetes
5. Ciri-ciri pedet siap sapih
Adapun ciri-ciri pedet siap sapih adalah :
• Sudah tidak lagi menyusu pada induknya
• Berumur kurang lebih 3 – 4 bulan (90 -120 hari)
• Bobot badan sudah mencapai kurang lebih 150 kg
• Pedet dalam kondisi sehat dan sudah mengkonsumsi konsentrat formula pedet (calf starter) sebanyak 0,5 kg/hari atau lebih.
• Sudah mulai mengkonsumsi hijauan walaupun dalam jumlah sedikit.
• Pedet sudah mulai mengkonsumsi 1,4 - 1,8 kg hijauan setiap harinya.
• Kandangnya sudah dipisah dari induknya.
Nb : umur tidak terlalu menjadi patokan dalam menyapih pedet, tapi yang menjadi patokan adalah kondisi tubuh (berat badan pedet)
6. Zat makanan yang dapat dicerna sapi pedet
• Pada saat usia 0-7 hari lambung pedet hanya mampu mengkonsumsi susu, oloh karena itu, pada umur 0-7 hari pedet hanya diberi kolostrum dari induk saja.
• Pada saat umur 7-14 hari pedet sudah mulai diberi susu murni sebagai pengganti kolostrum dari induk.
• Pada saat umur 2-3 minngu sudah mulai diberikan calf stater (konsentrat pemula) dan hijauan guna untuk merangsang pertumbuhan rumen. Selain itu pemberian calf stater juga berfungsi supaya pedet tidak kekurangan kalsium dan fosfor setelah lepas sapih.
• Pada saat 3-5 minggu pedet diberi Milk Replacer. Milk Replacer jangan diberikan pada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu karna pedet belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu).
• Jangan memberikan silase pada pedet karna (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase.
• Pada umur 2 bulan konsumsi susu pada pedet sudah semakin sedikit dan konsumsi hijauan nya semakin banyak. Karena pada saat umur 2 bulan rumen pedet sudah mulai berfungsi secara optimal.
Referensi
http://www.petanihebat.com/2014/10/cara-pemberian-pakan-pada-pedet.html
http://peternaksapitemanggung.blogspot.com/
http://demasetyaajip.blogspot.com/2009/06/makalah-manajemen-pemeliharaan-dan.html
https://dodee88.wordpress.com/2009/05/31/cara-perawatan-sapi-pedet/
http://laporankuahmadmujahidin6133.blogspot.com/2012/06/perawatan-sapi-dara-heifer.html
SAPI PERAH PEDET DAN DARA
Nama : Indah Sari M.Pohan
Kelas : Agribisnis Sapi Perah kelas A
Soal :
1. Apa yang anda ketahui tentang :
a. sapi perah pedet dan dara
b. penyapihan
c. prosedur penyapihan
d. tujuan pemeliharaan dara
e. dewasa kelamin
f. umur berapa betina siap di kawinkan
2. buatlah pedoman pemberian susu dan pakan pedet hingga lepas sapih!
3. Jelaskan hal-hal yang perlu doperhatikan pada saat memberi pakan hijauan pada pedet dan dara!
4. Jelaskan bagaimana kriteria sapi perah pedet yang baik
5. Ciri-ciri pedet siap sapih
6. Jalaskan zat makanan yang dapat dicerna sapi pedet!
Jawaban :
1. Apa yang and ketahui tentang
a. Sapi perah pedet dan dara
• sapi perah pedet
Sapi perah pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai umur 8 bulan. Pedet memerlukan perawatan yang lebih selektif dibandingkan dengan sapi-sapi dewasa lainnya karena pedet sangat rentan terhadap serangan penyakit dan di samping itu pemeliharaan pedet yang baik akan berpengaruh terhadap berhasilnya usaha peternakan. Karena kesalahan dalam pemeliharaan dan penanganan pedet berumur 0-3 bulan dapat menyebabkan pedet mati lemas pada saat lahir, lemah, infeksi dan sulit di besarkan
• Sapi perah dara
Sapi perah dara (heifers) adalah sapi yang berumur 8 – 24 bulan atau belum pernah beranak. Sapi dara ini juga nantinya yang akan dijadikan sebagai pengganti induk (replacement stock). Pada umumnya sapi dara ini dipelihara secara insentif untuk mendapatkan indukan yang unggul.
b. Penyapihan
Penyapihan adalah proses pengenalan mamalia muda khsusunya pedet dengan sumber pakan dewasa dan perlahan lahan menghentikan pemberian air susu . . Pedet dapat disapih pada umur 3-4 bulan tergantung dari kondisi pedet. Jika bobot badannya sudah memenuhi yaitu kurang lebih 150 kg maka barulah pedet boleh di sapih. Tujuan penyapihan adalah untuk menghemat biaya pembesaran pedet, meningkatkan volume susu yang dapat dijual dan Sebagai Persiapan replacement indukan.
c. Prosedur penyapihan
Proses Penyapihan dimulai secara bertahap yaitu 20 hari sebelum penyapihan umur 3 bulan tetapi penyapihan dini dimulai pada umur 14 hari. Dimana dalam umur 14 hari konsumsi susu semakin di kurangi sedikit demi sedikit dan pemberian pakan yang mengandung serat kasar mulai diperkenalkan pada pedet untuk merangsang pertumbuhan lambung terutama rumen pedet.
Apabila akan dilakukan penyapihan pedet harus dalam kondisi sehat (normal) yaitu bobot badan sudah mencapai kurang lebih 150 kg dan sudah mengkonsumsi konsentrat formula pedet (calf starter) sebanyak 0,5 kg/hari atau lebih. Dan pada saat akan penyapihan konsumsi susu sedikit demi sedikit dikurangi dan konsumsi hijauan ataupun konsentrat mulai di tambahkan untuk mencegah stress pada saat pedet disapih.
d. Tujuan pemeliharaan dara
Heifers atau sapi perah betina merupakan sapi perah yang berumur 8-24 bulan atau sampai beranak pertama kali. Tujuan utama pembesaran sapi dara (heifer) adalah sebagai calon induk maka perlu sekali diperhatikan kriteria-kriteria sebagai calon induk, antara lain :
• Berasal dari turunan yang mempunyai produksi susu yang tinggi
• Menunjukan pretumbuhan yang baik dan normal
• Bebas dari cacat tubuh dan penyakit
Pembesaran sapi perah dara untuk dijadikan calon induk ditujukan terhadap dua kepentingan, yaitu:
Pengganti Induk
Pada suatu usaha sapi perah sangat sering terjadi adanya pengeluaran (culling) sapi perah induk dalam setiap tahunnya yang mencapai prosentase 25%. Oleh karena itu, jumlah sapi dara yang akan dijadikan seagai induk pengganti (replacement stock) seharusnya disesuaikan dengan jumlah induk yang akan di culling (pengeluaran) dan ditambah dengan jumlah mortalitas yang mungkin terjadi pada sapi dara tersebut.
Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dengan cara menambah populasi induk dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a. Membersarkan sapi perah dara yang berasal dari turunan sapi perah sendiri (self replacement)
b. Membeli sapi dari luar
e. Dewasa kelamin
Dewasa kelamin adalah suatu keadaan dimana sapi jantan atau betina proses reproduksinya mulai berfungsi secara maksimal dimana jumlah spermatozoa atau ovum yang normal jauh lebih banyak. umumnya pada ternak dewasa kelamin didahului dengan pubertas, sedangkan dewasa tubuh didahului dengan dewasa kelamin. Faktor-faktor yang mempengaruhi dewasa kelamin adalah : makanan, iklim, Keturunan/genetic & manajemen.
f. Umur betina siap kawin
Sapi perah dara sudah siap dikawinkan setelah mencapai umur 15 - 18 bulan dan berat badan (minimal 280-300 kg). Hal tersebut disebabkan karena sapi yang bersangkutan telah mendapatkan pakan yang cukup dan mencapai berat badan yang di kehendaki atau setelah sapi tersebut mengalami dewasa kelamin dan dewasa tubuh dimana pada saat itu reproduksi telah berfungsi secara optimal sehingga akan menghasilkan keturunan yang baik (unggul). Dan sapi yang akan di kawinkan harus sedang dalam kondisi birahi.
2. Pedoman pemberian susu dan pakan pedet hingga lepas sapih
Tabel 1. Jumlah pemberian air susu (kg), calf starter (kg), dan rumput kering pada pedet umur 1 – 9 minggu (masa sapih)
Umur Berat badan (kg) Pakan
Air susu
(L) Milk Replacer (L) Calf starter (kg) Rumput kering (hay) (kg) Air minum
Lahir 35 Kolostrum - - -
1 minggu 35 4 4 - - Selalu tersedia (adlibitum)
2 minggu 39 4 4 0,2 0,1
3 minggu 43 4 4 0,2 0,1
4 minggu 47 4 4 0,3 0,2
5 minggu 51 3 3 0,4 0,3
6 minggu 55 2,5 2,5 0,5 0,4
7 minggu 59 2 2 0,8 0,6
8 minggu 63 1 1 1,0 0,8
9 minggu 67 - - 1,0 – 1,2 0,8 – 1,0
Keterangan :
• Pada saat usia 0-7 hari pedet hanya diberi kolostrum dari induk saja.
• Pada saat umur 7-14 hari pedet sudah mulai diberi susu murni sebagai pengganti kolostrum dari induk.
• Pada saat umur 2 minggu sudah mulai diberikan calf stater (konsentrat pemula) dan hijauan guna untuk merangsang pertumbuhan rumen.
• Pada saat 3-5 minggu pedet diberi Milk Replacer.
• Pada umur 2 bulan konsumsi susu pada pedet sudah semakin sedikit dan konsumsi hijauan nya semakin banyak. Karena pada saat umur 2 bulan rumen pedet sudah mulai berfungsi secara optimal.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberi pakan hijauan pada pedet dan dara
• Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus supaya mudah dicerna,
• Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase,
• Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan,
• Usahan hijauan yang diberikan dalam bentuk kering supaya sapi tidak kembung, dan
• Jangan langsung memberikan hijauan yang baru disabit di pagi hari (masih berembun) pada sapi melainkan di jemur/dikeringkan terlebih dahulu untuk menghidari cacingan pada sapi.
4. Kriteria sapi perah pedet yang baik
• Pertumbuhan badan cepat
• Kulit lentur serta Bulu halus dan mengkilap
• Berat badan pada saat lahir 10% dari berat badan induk
• Pada umur kurang lebih 3 bulan bobot badan sudah mencapai 150 kg
• Kaki kokoh dan kuat
• Bergerak lincah dan energik
• Matanya cerah serta liur di mulut tidak menetes
5. Ciri-ciri pedet siap sapih
Adapun ciri-ciri pedet siap sapih adalah :
• Sudah tidak lagi menyusu pada induknya
• Berumur kurang lebih 3 – 4 bulan (90 -120 hari)
• Bobot badan sudah mencapai kurang lebih 150 kg
• Pedet dalam kondisi sehat dan sudah mengkonsumsi konsentrat formula pedet (calf starter) sebanyak 0,5 kg/hari atau lebih.
• Sudah mulai mengkonsumsi hijauan walaupun dalam jumlah sedikit.
• Pedet sudah mulai mengkonsumsi 1,4 - 1,8 kg hijauan setiap harinya.
• Kandangnya sudah dipisah dari induknya.
Nb : umur tidak terlalu menjadi patokan dalam menyapih pedet, tapi yang menjadi patokan adalah kondisi tubuh (berat badan pedet)
6. Zat makanan yang dapat dicerna sapi pedet
• Pada saat usia 0-7 hari lambung pedet hanya mampu mengkonsumsi susu, oloh karena itu, pada umur 0-7 hari pedet hanya diberi kolostrum dari induk saja.
• Pada saat umur 7-14 hari pedet sudah mulai diberi susu murni sebagai pengganti kolostrum dari induk.
• Pada saat umur 2-3 minngu sudah mulai diberikan calf stater (konsentrat pemula) dan hijauan guna untuk merangsang pertumbuhan rumen. Selain itu pemberian calf stater juga berfungsi supaya pedet tidak kekurangan kalsium dan fosfor setelah lepas sapih.
• Pada saat 3-5 minggu pedet diberi Milk Replacer. Milk Replacer jangan diberikan pada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu karna pedet belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu).
• Jangan memberikan silase pada pedet karna (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase.
• Pada umur 2 bulan konsumsi susu pada pedet sudah semakin sedikit dan konsumsi hijauan nya semakin banyak. Karena pada saat umur 2 bulan rumen pedet sudah mulai berfungsi secara optimal.
Referensi
http://www.petanihebat.com/2014/10/cara-pemberian-pakan-pada-pedet.html
http://peternaksapitemanggung.blogspot.com/
http://demasetyaajip.blogspot.com/2009/06/makalah-manajemen-pemeliharaan-dan.html
https://dodee88.wordpress.com/2009/05/31/cara-perawatan-sapi-pedet/
http://laporankuahmadmujahidin6133.blogspot.com/2012/06/perawatan-sapi-dara-heifer.html
Selasa, 30 Juni 2015
RESPIRASI PADA SAPI
LAPORAN STRUKTUR DAN FUNGSI RESPIRASI SERTA PARU-PARU PADA HEWAN
( SAPI )
DISUSUN OLEH :
INDAH SARI M. POHAN
PENDIDIKAN DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR, PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga penulisdapat menyelesaikan laporan mengenai sistem respirasi pada ternak sapi.
Laporanini disusun guna melengkapitugaspembelajaran mata kuliah biologi
Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Pak Urip selakudosenpembimbing.
2. Pak sunaryo selaku dosen mata kuliah biologi.
3. Orang tuatercinta yang telahmemberdukunganbaik material maupun spiritual.
4. Teman-temanASP Batch 2 dansemuapihak yang telahberpartisipasidalampenyelesaian laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.Hasil laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan masyarakat yang berkepentingan.
Cianjur, 17 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. 4
B. Tujuan. 5
C. Manfaat. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianSistemRespirasi. 6
B. Proses RespirasiPadaHewan (ruminansia). 6
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. SaluranPernapasan/Respirasi Sapi (ruminansia). 8
B. MekanismePernapasan. 10
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan. 12
B. Saran. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar.Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru paru buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata.Pernafasan mempunyai 2 arti yang sangat berbeda pernafasan oksigen (O2) dalam matabolisme karbohidrat dan berbagai molekul organik lainnya dan suatu proses yang melibatkan pertukaran O2 dan CO2 di antara berbagai sel suatu organisme dan lingkungan luar.
Sebagian besar sel tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan O2.Sel itu harus mampu melenyapkan CO2 yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme oksidasi. Organisme bersel satu pertukaran O2 dan CO2 terjadi secara langsung dengan lingkungan luar, tetapi hal itu sama sekali tidak mungkin untuk sebagian besar sel organisme yang kompleks seperti manusia maupun hewan/ternak. Oleh karena itu, evaluasi hewan besar memerlukan perkembangan suatu sistem khusus yaitu sistem respirasi (pernafasan) untuk pertukaran O2 dan CO2 bagi hewan tersebut dengan lingkungan sekitarnya meliputi : paru-paru, jalan udara ke paru-paru, dan struktur dada yang bertanggung jawab terhadap gerakan udara keluar dan masuk ke paru-paru.
Terdapat lima fungsi utama dari sistem respirasi, yaitu Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan system aliran darah,Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru,Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperature, dan berbagai keadaan lingkungan atau melindung system respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari pathogen,Sumber produksi suara termasukuntuk berbicara, menyayi, dan bentuk komunikasi lainnya,Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior pada rongga hidung.
B. Tujuan
Untuk mengetahui bagian-bagian saluran respirasi pada hewan (ruminansia) dan untuk menjelaskan fungsi bagian masing-masing organ tersebut.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh adalah agar dapat mengetahui bagian-bagian saluran respirasi pada hewan (ruminansia) dan mengetahui bagaimana fungsi organ respirasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian sistem respirasi
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.Sistem.
Pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya.Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan setelah dioksidasi di dalm tubuhnya. Proses menghasilkan energi melalui oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel. Respirasi sel terdiri atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah proses pembakaran bahan makanan dengan membutuhkan oksigen (O2). Respirasi anaerob adalah suatu proses pembakaran bahan makanan dengan tidak membutuhkan oksigen (O2). Respirasi adalah semua proses kimia maupun fisika dimana organisme melakukan pertukaran udara dengan lingkungannya. Respirasi menyangkut dua proses, yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal.Terjadinya pergerakan karbondioksida ke dalam udara alveolar ini disebut respirasi eksternal.Respirasi internal dapat terjadi apabila oksigen berdifusi ke dalam darah.Respirasi eksternal tergantung pada pergerakan udara kedalam paru-paru.
B. Proses respirasi pada hewan (ruminansia)
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Respirasi dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan yaitu yang pertama Respirasi / Pernapasan Dada.Pernapasan ini di lakukan oleh otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat ke atas, kemudian rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.Kemudian yang kedua proses Respirasi / Pernapasan Perut yang dilakukan oleh otot difragma pada perut mengalami kontraksi,kemudian Diafragma datar,kemudian volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru.
Sapi betina (dalam keadaan tidur) mempunyai TV = 3100 ml; sedangkan dalam posisi berdiri adalah 3800 ml. Normalnya kambing butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapai 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah(john kimbal,2000)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Saluran Pernapasan/Respirasi Kambing (ruminansia)
1. Rongga hidung (cavum Nasalis)
Hidung merupakan alat pernapasan yang paling awal yang dilalui udara.Di dalam rongga hidung mengalami penyaringan dan penghangatan.Penyaringan ditunjukkan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu.Benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut halus (silia) yang tumbuh keluar.Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh.Penghangatan ini terjadi akibat kontaknya silia tersebut dengan permukaan selaput lendir sehingga menjadi lembab. Jaringan yang terdapat di dalam rongga hidung adalah epithelium silindris bersilia
2. Pharink (Rongga Tekak)
Pharink merupakan rongga persimpangan antara jalan pernapasan dengan jalan makanan (esophagus).Di dalam faring terdapat katup penutup rongga hidung yang disebut uvula atau anak tekak.Selain itu juga terdapat epiglotis yang berfungsi untuk mengatur pergantian perjalanan pernapasan dan makanan pada persimpangan tersebut.
3. Larink (Pangkal Tenggorokan)
Merupakan daerah pangkal batang tenggorokan yang bertindak sebagai daerah pembentukan suara, dimana di dalamnya terdapat tulang rawan yang membentuk jakun.Di dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot, sehingga dapat menghasilkan tinggi rendahnya nada yang diperlukan.
4. Trakea (Batang Tenggorokan)
Merupakan saluran respirasi yang befungsi sebagai saluran udara dan panjangnya ±10 cm serta terdiri dari 16-20 gelang cincin.Cincin-cincin ini terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Trakea ini terdiri dari 3 lapis yaitu :
a) Lapis luar terdiri atas jaringan ikat
b) Lapis tengah terdiri dari otot polos dan cincin tulang rawan
c) Lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia yangmenghasilkan banyak lendir yang berfungsi untukmenangkap dan mengembalikannya kehulu saluranpernapasanbenda-benda asing yang akan masuk ke dalam peru-paru.
5. Bronkus (Cabang Batang Tenggorokan)
Merupakan cabang batang tenggorokan yang terletak di dalam dada.Batang bronkus menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri.Paru-paru kanan lebih gampang rusak karena letaknya yang lebih tegak dibanding paru-paru kiri.Di dalam paru-paru tiap bronkus membentuk cabang-cabang yang disebut bronkiolus.Dinding bronkus juga terdiri atas tiga lapis yaitu jaringan ikat, otot polos dan jaringan epitel, seperti pada trakea, perbedaannya adalah dinding trakea jauh lebih tebal dan cincin tulang rawan pada bronkus tidak berbentuk lingkaran sempurna. Sel-sel epitel bersilia pada bronkus semakin lama akan berubah menjadi sisik epitel.
6. Bronkiolus
Brokiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya bercabang 2.Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus.
7. Pulmo (Paru-Paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada di kanan dan kiri jantung dan dilindungi oleh tulang-tulang rusuk yang berbentuk sangkar.Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut Pleura.Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua.Diantara selaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan mengempis.Paru-paru kanan memiliki tiga lobus sedang paru-paru kiri hanya memiliki dua lobus.Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan tekanan dalam rongga dada.Di dalam paru-paru terdapat alveolus yang merupakan saluran akhir dari sistem pernapasan.Alveolus berupa gelembung-gelembung udara.Pada bagian alveolus ini terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan karbondioksida dari darah ke udara bebas.Pertukaran ini terjadi secara difusi yang berhubungan dengan kapiler-kapiler darah.Pada paru-paru terdapat kurang lebih 300 juta alveolus.
B. Mekanisme Pernapasan
Sapi (ruminansia) bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam tubuh.
Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pernapasan Dada
Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang rusuk. Mekenismenya sebagai berikut:
a. Inspirasi, otot tulang rusuk bagian luar berkontraksimaka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam paru-paru mengecil sehingga udara diluar mempunyai tekanan yang lebih besar masuk ke dalam paru-paru.
b. Ekspirasi, bila otot-otot tulang rusuk bagian luarberelaksasi yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali sehingga volume rongga dada mengecil. Oleh karena itu tekanan bagian luar paru-paru lebih kecil daripada bagian dalam sehingga udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut).Mekanismenya adalah sebagai berikut:
a) Inspirasi, bila otot diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada membesar. Oleh karena itu tekanan uara menjadi kecil sehingga udara masuk ke dalam paru-paru.
b) Ekspirasi, bila otot diafragma berelaksasi, makarongga dada mengecil. Akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar dari paru-paru.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Organ saluran respirasi pada Sapi yaitu rongga hidung (cavum nasalin), pharink (rongga tekak), larink (pangkal tenggotokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), bronkiolus dan pulmo (paru-paru).
2. Fungsi organ respirasi pada Sapi yaitu Rongga hidung (cavum nasalin) berfungsi menangkap benda asing yang masuk di saluran pernapasan dan berfungsi menyaring kotoran yang masuk,pharink(rongga tekak) berfungsi untuk mengatur pergantian perjalanan pernapasan dan makanan pada persimpangan saluran tersebut, larink (pangkal tenggotokan) berfungsi sebagai daerah pembentuk suara, trakea (batang tenggorokan) berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya ke hulu saluran pernapasan benda-benda asing yang akan masuk ke dalam peru-paru, bronkus (cabang tenggorokan) yang berfungsi membawai udara menuju keparu-paru, bronkiolus berfungsi sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru dan dan pulmo (paru-paru) berfungsi sebagai tempat terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan karbondioksida dari darah ke udara bebas.
B. Saran
Sebaiknya tugas yang diberikan tidak hanya mahasiswa mencari materi lewat literatur tetapi disertai dengan pengamatan secara langsung misalnya melalui miniatur fisiologi sapi dan bagian-bagiannya
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi II. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Joko,Dwi. 2000. Pengertian Dan Fungsi Bronkiolus.http://upload.wikimedia .org//pengertian dan fungsi bronkiolus (kendari, 28 Mei 2014).
Kasim,Baharudin,1995.Sistem Pernapasan Pada Hewan Ternak Ruminansia http://upload.wikimedia.org/wikipedi (Kendari, 28 Mei 2014).
Kimball, John W,2000.Biologi Jilid 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Priadi, Arif, 2000.Anatomi dan fisiologi ternak.Yudhistira.Jakarta.
Schmidt,1997. Animal Physiology Fifth Edition.Cambidge Universiti Press.
Australia.
Sumangga, 2012.Sistem Respirasi Kambing.http ://upload.wikimedia.org/system respirasi kambing (kendari 28 Mei 2014).
Swenson. 1997. Duke’s Physiology of Domestic Animal.Unisev.USA.
( SAPI )
DISUSUN OLEH :
INDAH SARI M. POHAN
PENDIDIKAN DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR, PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga penulisdapat menyelesaikan laporan mengenai sistem respirasi pada ternak sapi.
Laporanini disusun guna melengkapitugaspembelajaran mata kuliah biologi
Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Pak Urip selakudosenpembimbing.
2. Pak sunaryo selaku dosen mata kuliah biologi.
3. Orang tuatercinta yang telahmemberdukunganbaik material maupun spiritual.
4. Teman-temanASP Batch 2 dansemuapihak yang telahberpartisipasidalampenyelesaian laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.Hasil laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan masyarakat yang berkepentingan.
Cianjur, 17 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. 4
B. Tujuan. 5
C. Manfaat. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PengertianSistemRespirasi. 6
B. Proses RespirasiPadaHewan (ruminansia). 6
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. SaluranPernapasan/Respirasi Sapi (ruminansia). 8
B. MekanismePernapasan. 10
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan. 12
B. Saran. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar.Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru paru buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata.Pernafasan mempunyai 2 arti yang sangat berbeda pernafasan oksigen (O2) dalam matabolisme karbohidrat dan berbagai molekul organik lainnya dan suatu proses yang melibatkan pertukaran O2 dan CO2 di antara berbagai sel suatu organisme dan lingkungan luar.
Sebagian besar sel tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan O2.Sel itu harus mampu melenyapkan CO2 yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme oksidasi. Organisme bersel satu pertukaran O2 dan CO2 terjadi secara langsung dengan lingkungan luar, tetapi hal itu sama sekali tidak mungkin untuk sebagian besar sel organisme yang kompleks seperti manusia maupun hewan/ternak. Oleh karena itu, evaluasi hewan besar memerlukan perkembangan suatu sistem khusus yaitu sistem respirasi (pernafasan) untuk pertukaran O2 dan CO2 bagi hewan tersebut dengan lingkungan sekitarnya meliputi : paru-paru, jalan udara ke paru-paru, dan struktur dada yang bertanggung jawab terhadap gerakan udara keluar dan masuk ke paru-paru.
Terdapat lima fungsi utama dari sistem respirasi, yaitu Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan system aliran darah,Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru,Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperature, dan berbagai keadaan lingkungan atau melindung system respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari pathogen,Sumber produksi suara termasukuntuk berbicara, menyayi, dan bentuk komunikasi lainnya,Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior pada rongga hidung.
B. Tujuan
Untuk mengetahui bagian-bagian saluran respirasi pada hewan (ruminansia) dan untuk menjelaskan fungsi bagian masing-masing organ tersebut.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh adalah agar dapat mengetahui bagian-bagian saluran respirasi pada hewan (ruminansia) dan mengetahui bagaimana fungsi organ respirasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian sistem respirasi
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.Sistem.
Pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya.Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi kimia dalam makanan dapat digunakan setelah dioksidasi di dalm tubuhnya. Proses menghasilkan energi melalui oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel tubuh disebut respirasi sel. Respirasi sel terdiri atas respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah proses pembakaran bahan makanan dengan membutuhkan oksigen (O2). Respirasi anaerob adalah suatu proses pembakaran bahan makanan dengan tidak membutuhkan oksigen (O2). Respirasi adalah semua proses kimia maupun fisika dimana organisme melakukan pertukaran udara dengan lingkungannya. Respirasi menyangkut dua proses, yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal.Terjadinya pergerakan karbondioksida ke dalam udara alveolar ini disebut respirasi eksternal.Respirasi internal dapat terjadi apabila oksigen berdifusi ke dalam darah.Respirasi eksternal tergantung pada pergerakan udara kedalam paru-paru.
B. Proses respirasi pada hewan (ruminansia)
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. Respirasi dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan yaitu yang pertama Respirasi / Pernapasan Dada.Pernapasan ini di lakukan oleh otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut, Tulang rusuk terangkat ke atas, kemudian rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.Kemudian yang kedua proses Respirasi / Pernapasan Perut yang dilakukan oleh otot difragma pada perut mengalami kontraksi,kemudian Diafragma datar,kemudian volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru.
Sapi betina (dalam keadaan tidur) mempunyai TV = 3100 ml; sedangkan dalam posisi berdiri adalah 3800 ml. Normalnya kambing butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapai 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah(john kimbal,2000)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Saluran Pernapasan/Respirasi Kambing (ruminansia)
1. Rongga hidung (cavum Nasalis)
Hidung merupakan alat pernapasan yang paling awal yang dilalui udara.Di dalam rongga hidung mengalami penyaringan dan penghangatan.Penyaringan ditunjukkan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya debu.Benda tersebut dihalangi oleh rambut-rambut halus (silia) yang tumbuh keluar.Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh.Penghangatan ini terjadi akibat kontaknya silia tersebut dengan permukaan selaput lendir sehingga menjadi lembab. Jaringan yang terdapat di dalam rongga hidung adalah epithelium silindris bersilia
2. Pharink (Rongga Tekak)
Pharink merupakan rongga persimpangan antara jalan pernapasan dengan jalan makanan (esophagus).Di dalam faring terdapat katup penutup rongga hidung yang disebut uvula atau anak tekak.Selain itu juga terdapat epiglotis yang berfungsi untuk mengatur pergantian perjalanan pernapasan dan makanan pada persimpangan tersebut.
3. Larink (Pangkal Tenggorokan)
Merupakan daerah pangkal batang tenggorokan yang bertindak sebagai daerah pembentukan suara, dimana di dalamnya terdapat tulang rawan yang membentuk jakun.Di dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot, sehingga dapat menghasilkan tinggi rendahnya nada yang diperlukan.
4. Trakea (Batang Tenggorokan)
Merupakan saluran respirasi yang befungsi sebagai saluran udara dan panjangnya ±10 cm serta terdiri dari 16-20 gelang cincin.Cincin-cincin ini terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Trakea ini terdiri dari 3 lapis yaitu :
a) Lapis luar terdiri atas jaringan ikat
b) Lapis tengah terdiri dari otot polos dan cincin tulang rawan
c) Lapis terdalam terdiri atas jaringan epitel bersilia yangmenghasilkan banyak lendir yang berfungsi untukmenangkap dan mengembalikannya kehulu saluranpernapasanbenda-benda asing yang akan masuk ke dalam peru-paru.
5. Bronkus (Cabang Batang Tenggorokan)
Merupakan cabang batang tenggorokan yang terletak di dalam dada.Batang bronkus menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri.Paru-paru kanan lebih gampang rusak karena letaknya yang lebih tegak dibanding paru-paru kiri.Di dalam paru-paru tiap bronkus membentuk cabang-cabang yang disebut bronkiolus.Dinding bronkus juga terdiri atas tiga lapis yaitu jaringan ikat, otot polos dan jaringan epitel, seperti pada trakea, perbedaannya adalah dinding trakea jauh lebih tebal dan cincin tulang rawan pada bronkus tidak berbentuk lingkaran sempurna. Sel-sel epitel bersilia pada bronkus semakin lama akan berubah menjadi sisik epitel.
6. Bronkiolus
Brokiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya bercabang 2.Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang dinamakan alveolus.
7. Pulmo (Paru-Paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada di kanan dan kiri jantung dan dilindungi oleh tulang-tulang rusuk yang berbentuk sangkar.Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut Pleura.Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua.Diantara selaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa, yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan mengempis.Paru-paru kanan memiliki tiga lobus sedang paru-paru kiri hanya memiliki dua lobus.Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan perubahan tekanan dalam rongga dada.Di dalam paru-paru terdapat alveolus yang merupakan saluran akhir dari sistem pernapasan.Alveolus berupa gelembung-gelembung udara.Pada bagian alveolus ini terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan karbondioksida dari darah ke udara bebas.Pertukaran ini terjadi secara difusi yang berhubungan dengan kapiler-kapiler darah.Pada paru-paru terdapat kurang lebih 300 juta alveolus.
B. Mekanisme Pernapasan
Sapi (ruminansia) bernapas melalui dua tahap yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan udara). Inspirasi adalah proses pengambilan udara dimana udara masuk ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran udara dari dalam tubuh.
Berdasarkan otot yang berperan aktif, pernapasan manusia dan mamalia dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pernapasan Dada
Yang berperan adalah otot-otot antarrusuk atau interkostal untuk menggerakkan tulang-tulang rusuk. Mekenismenya sebagai berikut:
a. Inspirasi, otot tulang rusuk bagian luar berkontraksimaka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan dalam paru-paru mengecil sehingga udara diluar mempunyai tekanan yang lebih besar masuk ke dalam paru-paru.
b. Ekspirasi, bila otot-otot tulang rusuk bagian luarberelaksasi yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali sehingga volume rongga dada mengecil. Oleh karena itu tekanan bagian luar paru-paru lebih kecil daripada bagian dalam sehingga udara keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
Yang berperan dalam pernapasan ini adalah otot diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut).Mekanismenya adalah sebagai berikut:
a) Inspirasi, bila otot diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada membesar. Oleh karena itu tekanan uara menjadi kecil sehingga udara masuk ke dalam paru-paru.
b) Ekspirasi, bila otot diafragma berelaksasi, makarongga dada mengecil. Akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar dari paru-paru.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Organ saluran respirasi pada Sapi yaitu rongga hidung (cavum nasalin), pharink (rongga tekak), larink (pangkal tenggotokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), bronkiolus dan pulmo (paru-paru).
2. Fungsi organ respirasi pada Sapi yaitu Rongga hidung (cavum nasalin) berfungsi menangkap benda asing yang masuk di saluran pernapasan dan berfungsi menyaring kotoran yang masuk,pharink(rongga tekak) berfungsi untuk mengatur pergantian perjalanan pernapasan dan makanan pada persimpangan saluran tersebut, larink (pangkal tenggotokan) berfungsi sebagai daerah pembentuk suara, trakea (batang tenggorokan) berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya ke hulu saluran pernapasan benda-benda asing yang akan masuk ke dalam peru-paru, bronkus (cabang tenggorokan) yang berfungsi membawai udara menuju keparu-paru, bronkiolus berfungsi sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru dan dan pulmo (paru-paru) berfungsi sebagai tempat terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan karbondioksida dari darah ke udara bebas.
B. Saran
Sebaiknya tugas yang diberikan tidak hanya mahasiswa mencari materi lewat literatur tetapi disertai dengan pengamatan secara langsung misalnya melalui miniatur fisiologi sapi dan bagian-bagiannya
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi II. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Joko,Dwi. 2000. Pengertian Dan Fungsi Bronkiolus.http://upload.wikimedia .org//pengertian dan fungsi bronkiolus (kendari, 28 Mei 2014).
Kasim,Baharudin,1995.Sistem Pernapasan Pada Hewan Ternak Ruminansia http://upload.wikimedia.org/wikipedi (Kendari, 28 Mei 2014).
Kimball, John W,2000.Biologi Jilid 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Priadi, Arif, 2000.Anatomi dan fisiologi ternak.Yudhistira.Jakarta.
Schmidt,1997. Animal Physiology Fifth Edition.Cambidge Universiti Press.
Australia.
Sumangga, 2012.Sistem Respirasi Kambing.http ://upload.wikimedia.org/system respirasi kambing (kendari 28 Mei 2014).
Swenson. 1997. Duke’s Physiology of Domestic Animal.Unisev.USA.
KERUPUK SUSU
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN KERUPUK SUSU
Disusun Oleh :
INDAH SARI M. POHAN
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR,PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu merupakan media yang baik sekali bagi pertumbuhan mikroba sehingga apabila penanganannya tidak baik akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya dan juga cepat mengalami kerusakan. Komponen susu yang terpenting adalah protein dan lemak yang merupakan komponen yang penting bagi tubuh kita.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada susu dapat dilakukan dengan cara pengolahan. Salah satunya dengan diolah menjadi kerupuk susu
Adapun manfaat/ keuntungan dari kerupuk susu antara lain:
a. Tidak menggunakan bahan tambahan kimia sehingga aman dikonsumsi.
b. Nilai gizinya cukup tinggi, sehingga bermanfaat bagi tubuh kita.
c. Memanfaatkan susu yang ditolak KUD, sehingga biaya produksi dapat ditekan.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan untuk membuat kerupuk susu
Agar mahasiswa dapat mengerti dan mempraktikkan cara membuat kerupuk susu
Agar mahasiswa mengetahui kandungan vitamin dalam kerupuk susu
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui pembuatan susu serta dapat mempraktekannya
Mahasiswa mengetahui kandungan vitamin dalam kerupuk susu
Mahasiswa mampu membedakan kerupuk susu yang baik dengan yang tidak baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerupuk Susu
Kerupuk susu adalah produk semacam kerupuk udang yang terbuat dari bahan dasar dan divariasikan dengan susu. Adapun, bahan-bahan yang diperlukan selain susu, adalah tepung terigu dan tapioka, penyedap rasa, dan rempah-rempah seperti bawang putih dan ketumbar, serta kuning telur
Kerupuk susu memiliki beberapa keutamaan, yakni: aromanya lebih gurih, kandungan mineral dan proteinnya lebih tinggi, yakni kalsium dan fosfor yang jauh lebih tinggi, dan tanpa bahan pengawet -pun, ia bias bertahan berbulan-bulan tanpa merusak nilai nutrisinya.
Kerupuk susu dibuat dari dua cara:
1. Tepung terigu dimasukkan dalam susu sedikit demi sedikit, sampai larut dan disaring hingga didapat larutan yang encer. Kemudian, masukkan bumbu sampai rata. Adonan dimasukkan dalam plastik, lalu ikat. Lalu rebus dalam air bersih selama 1/2 jam dan angkat. Adonan yang matang (lagi kenyal itu) dipotong dan dikeringkan, jadilah kerupuk susu.
2. Campur tepung terigu dan tapioka (dengan perbandingan 1:2 atau 1:3) kemudian dituangi susu hingga mengental. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan dan selanjutnya seperti prosedur nomor 1.
Prosedur yang kedua dimodifikasi dengan penggunaan susu yang sudah asam, karena susu yang asam tidak bias dijual lagi ke Koperasi Unit Desa (KUD) karena memang sudah rusak. Adapun, susu yang sudah dibiarkan selama 8 jam apabila dipakai sebagai bahan baku kerupuk susu, rasanya tak jauh beda dengan kerupuk yang terbuat dari susu segar. Selain dipakai susu yang sudah asam, dipakai pula susu yang berkualitas rendah, yang tidak laku lagi di Koperasi Pengolah Susu (KPS), yang juga dikenal dengan nama "SusuPecah". Agar tak merugi, susu yang berkualitas rendah ini dibuat menjadi kerupuk susu. Hasilnya memuaskan, dan penjualannya bias dilakukan di tempat selain KPS, yang merupakan solusi alternative dalam penjualan susu
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 AlatdanBahan
Alat Bahan
Kompor 1 liter susu
Wajan ½ kg tepungterigu
Panci ½ kg tepung tapioca
Mangkok 2 butirtelur
Pengaduk ¼ sdtgulapasir
Nampan Garamsecukupnya
Pisau 20 gram kemiri
Dandang 30 gram ketumbar
Baskom Bawangputihsecukupnya
Timbangan Digital
Blender
3.2 Prosedur membuat kerupuk
1. Memanaskan susu, tapi tidak sampai mendidih(90° C)
2. Mencampur tepung terigu dengan tepung tapioca hingga merata didalam baskom
3. Memasukkan susu ke dalam campuran tepung sedikit demi sedikit hingga merata
4. Menambahkan bumbu untuk adonan hingga kalis (halus)
5. Membungkus adonan dengan daun pisang/plastic kemudian kukus selama 2 jam
6. Setelah masaka adonan diangkat dan didinginkan
7. Membiarkan adonan pada suhu kamar selama satu malam
8. Keesokan harinya mengiris adonan tipis-tipis kemudian menjemurnya hingga kering
9. Kerupuk susu siap untuk di goreng
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasilpraktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembuatan kerupuk susu merupakan salah satu cara pengolahan susu yang memiliki beberapa keutamaan, yakni: aromanya lebih gurih, kandungan mineraldan proteinnya lebih tinggi, yakni kalsium dan fosfor yang jauh lebih tinggi, dan tanpa bahan pengawet-pun, ia bias bertahan berbulan-bulan tanpa merusak nilai nutrisinya.
4.2 Saran
Untuk mahasiswa :
Diharapkan dapat menerapkan hasil praktikum dengan baik
Membersihkan peralatan dan tempat setelah praktek
DAFTAR PUSTAKA
LEGOWO, ANANGMOHAMAD (2005). "DiversifikasiProdukOlahandenganBahan Baku Susu" dalamKegiatanPengembangan Forum Kerjasama "Stakeholders" IndustriPengolahanSusu di Semarang, Jawa Tengah, 17-18 Mei 2005.Semarang:Undip.
RYANTHIE, SEPTHIA (10 Februari 2013)."KerupukSusu, CamilanKreasi Para Ibu....".SOLOPOS.COM. Diakses 24 Desember 2013.
"OlahanSusu Nusantara".Kulinologi.co.id. Diakses 24 Desember 2013.
"KerupukSusu, AlternatifPemanfaatanProdukPeternakanSapiPerahBerkualitasRendah". duniasapi.com. 13 Maret 2013.Diakses 24 Desember 2013.
PEMBUATAN KERUPUK SUSU
Disusun Oleh :
INDAH SARI M. POHAN
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR,PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu merupakan media yang baik sekali bagi pertumbuhan mikroba sehingga apabila penanganannya tidak baik akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya dan juga cepat mengalami kerusakan. Komponen susu yang terpenting adalah protein dan lemak yang merupakan komponen yang penting bagi tubuh kita.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada susu dapat dilakukan dengan cara pengolahan. Salah satunya dengan diolah menjadi kerupuk susu
Adapun manfaat/ keuntungan dari kerupuk susu antara lain:
a. Tidak menggunakan bahan tambahan kimia sehingga aman dikonsumsi.
b. Nilai gizinya cukup tinggi, sehingga bermanfaat bagi tubuh kita.
c. Memanfaatkan susu yang ditolak KUD, sehingga biaya produksi dapat ditekan.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan untuk membuat kerupuk susu
Agar mahasiswa dapat mengerti dan mempraktikkan cara membuat kerupuk susu
Agar mahasiswa mengetahui kandungan vitamin dalam kerupuk susu
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui pembuatan susu serta dapat mempraktekannya
Mahasiswa mengetahui kandungan vitamin dalam kerupuk susu
Mahasiswa mampu membedakan kerupuk susu yang baik dengan yang tidak baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerupuk Susu
Kerupuk susu adalah produk semacam kerupuk udang yang terbuat dari bahan dasar dan divariasikan dengan susu. Adapun, bahan-bahan yang diperlukan selain susu, adalah tepung terigu dan tapioka, penyedap rasa, dan rempah-rempah seperti bawang putih dan ketumbar, serta kuning telur
Kerupuk susu memiliki beberapa keutamaan, yakni: aromanya lebih gurih, kandungan mineral dan proteinnya lebih tinggi, yakni kalsium dan fosfor yang jauh lebih tinggi, dan tanpa bahan pengawet -pun, ia bias bertahan berbulan-bulan tanpa merusak nilai nutrisinya.
Kerupuk susu dibuat dari dua cara:
1. Tepung terigu dimasukkan dalam susu sedikit demi sedikit, sampai larut dan disaring hingga didapat larutan yang encer. Kemudian, masukkan bumbu sampai rata. Adonan dimasukkan dalam plastik, lalu ikat. Lalu rebus dalam air bersih selama 1/2 jam dan angkat. Adonan yang matang (lagi kenyal itu) dipotong dan dikeringkan, jadilah kerupuk susu.
2. Campur tepung terigu dan tapioka (dengan perbandingan 1:2 atau 1:3) kemudian dituangi susu hingga mengental. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan dan selanjutnya seperti prosedur nomor 1.
Prosedur yang kedua dimodifikasi dengan penggunaan susu yang sudah asam, karena susu yang asam tidak bias dijual lagi ke Koperasi Unit Desa (KUD) karena memang sudah rusak. Adapun, susu yang sudah dibiarkan selama 8 jam apabila dipakai sebagai bahan baku kerupuk susu, rasanya tak jauh beda dengan kerupuk yang terbuat dari susu segar. Selain dipakai susu yang sudah asam, dipakai pula susu yang berkualitas rendah, yang tidak laku lagi di Koperasi Pengolah Susu (KPS), yang juga dikenal dengan nama "SusuPecah". Agar tak merugi, susu yang berkualitas rendah ini dibuat menjadi kerupuk susu. Hasilnya memuaskan, dan penjualannya bias dilakukan di tempat selain KPS, yang merupakan solusi alternative dalam penjualan susu
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 AlatdanBahan
Alat Bahan
Kompor 1 liter susu
Wajan ½ kg tepungterigu
Panci ½ kg tepung tapioca
Mangkok 2 butirtelur
Pengaduk ¼ sdtgulapasir
Nampan Garamsecukupnya
Pisau 20 gram kemiri
Dandang 30 gram ketumbar
Baskom Bawangputihsecukupnya
Timbangan Digital
Blender
3.2 Prosedur membuat kerupuk
1. Memanaskan susu, tapi tidak sampai mendidih(90° C)
2. Mencampur tepung terigu dengan tepung tapioca hingga merata didalam baskom
3. Memasukkan susu ke dalam campuran tepung sedikit demi sedikit hingga merata
4. Menambahkan bumbu untuk adonan hingga kalis (halus)
5. Membungkus adonan dengan daun pisang/plastic kemudian kukus selama 2 jam
6. Setelah masaka adonan diangkat dan didinginkan
7. Membiarkan adonan pada suhu kamar selama satu malam
8. Keesokan harinya mengiris adonan tipis-tipis kemudian menjemurnya hingga kering
9. Kerupuk susu siap untuk di goreng
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasilpraktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembuatan kerupuk susu merupakan salah satu cara pengolahan susu yang memiliki beberapa keutamaan, yakni: aromanya lebih gurih, kandungan mineraldan proteinnya lebih tinggi, yakni kalsium dan fosfor yang jauh lebih tinggi, dan tanpa bahan pengawet-pun, ia bias bertahan berbulan-bulan tanpa merusak nilai nutrisinya.
4.2 Saran
Untuk mahasiswa :
Diharapkan dapat menerapkan hasil praktikum dengan baik
Membersihkan peralatan dan tempat setelah praktek
DAFTAR PUSTAKA
LEGOWO, ANANGMOHAMAD (2005). "DiversifikasiProdukOlahandenganBahan Baku Susu" dalamKegiatanPengembangan Forum Kerjasama "Stakeholders" IndustriPengolahanSusu di Semarang, Jawa Tengah, 17-18 Mei 2005.Semarang:Undip.
RYANTHIE, SEPTHIA (10 Februari 2013)."KerupukSusu, CamilanKreasi Para Ibu....".SOLOPOS.COM. Diakses 24 Desember 2013.
"OlahanSusu Nusantara".Kulinologi.co.id. Diakses 24 Desember 2013.
"KerupukSusu, AlternatifPemanfaatanProdukPeternakanSapiPerahBerkualitasRendah". duniasapi.com. 13 Maret 2013.Diakses 24 Desember 2013.
Selasa, 23 Juni 2015
Pembuatan Karamel Susu
Laporan Praktikum Pemerahan Pengendalian dan Penanganan Mutu Susu
Pembuatan Karamel Susu
Disusun oleh:
INDAH SARI M. POHAN
Program Pendidikan Diploma III
Agribisnis Sapi Perah
Divisi Kerjasama Pendidikan Tinggi PPPPTK
Pertanian Cianjur,PT. Ultrajaya tbk Joint Program
Politeknik Negeri Jember
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga penulisdapat menyelesaikan “laporan pembuatan karamel susu” dengan baik.
Laporan ini disusun guna melengkapi tugas pembelajaran Pemerahan, Penanganan dan Pengendalian Mutu Susu
Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Tutik Nurhayati selaku dosen pembimbing.
2. Bapak Maman Suryaman dan Bapak Sutarto selaku dosen mata kuliah Pemerahan, Penanganan,dan Pengendalian Mutu Susu
3. Orang tua tercinta yang telah member dukungan baik material maupun spiritual.
4. Teman-teman ASP Batch 2 dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian laporan praktikum karamel susu.
Penulis menyadari bahwa laporan kunjungan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.Hasil laporan praktikum diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan masyarakat yang berkepentingan.
Cianjur, 13 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ii
Cianjur, 13 November 2014 ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 TUJUAN 1
1.3 MANFAAT 1
BAB II 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 SUSU 2
2.2 GULA PASIR (SUKROSA) 2
2.3 PERMEN SUSU (KARAMEL) 2
2.4 PENGEMASAN 3
BAB 3 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
3.1 WAKTU DAN TEMPAT 4
3.2 ALAT 4
3.3 BAHAN 4
3.4 CARA KERJA 4
3.5 PEMBAHASAN 5
BAB 4 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6
4.1 KESIMPULAN 6
4.2 SARAN 6
BAB 1
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Susu merupakan produk yang di hasilkan oleh sapi perah yang mempunyai kandungan nutrisi lengkap .namun susu adalah produk yang kurang tahan lama. Susu mudah basi jika tidak di simpan dalam pendingin. Sebagai alternatif untuk membuat susu menjadi tahan lama ,susu di jadikan karamel.
Pada awalnya karamel di temukan di Arab. Awalnya karamel adalah gula hangus yang digunakan oleh para putri untuk perontok rambut bukan sebagai permen. Karamel dihasilkan saat gula di panaskan pada suhu sekitar 320-350 C, sehingga menjadi cairan kental dengan warna keemasan hingga coklat gelap.
Karamel adalah sejenis gula-gula (confectionary) yaitu makanan berkalori tinggi yang pada umum nya berbahan dasar susu, gula dan glukosa. Karamel adalah gula-gula yang dibuat dengan mencampurkan gula, glukosa, dan susu dengan konsentrasi tertentu.
I.2 TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan karamel susu
Mengolah susu menjadi produk olahan yang tahan lama
Untuk menambah cita rasa susu
I.3 MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan susu
Susu sebagai produk yang tidak tahan lama jika di olah menjadi karamel akan memberikan ketahanan sehingga dapat di simpan dalam waktu yang lama
Dengan membuat susu menjadi karamel, memberikan cita rasa yang lebih manis karena pemberian gula terhadap susu sehingga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SUSU
Susu dapat didefeniskan sebagai cairan putih yang diperoleh dari pemerahan sapi tanpa mengurangi atau menambah dengan bahan lainnya. Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karna mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Oleh karenanya susu merupakan medium yang sangat disukai oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembngannya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak di konsumsi jika tidak ditangani secara benar. Maka perlu diolah untuk memperpanjang masa simpannya.
2.2 GULA PASIR (SUKROSA)
Sukrosa adalah disakarida yang apabila dihidrolisis berubah menjadi 2 molekul monosakarida yaitu glukosa dan sukrosa. Gula berfungsi sebagai pembantu pembentukan tekstur, memberi flavor melalui reaksi pencoklatan. Dan juga pemberi rasa manis.
2.3 PERMEN SUSU (KARAMEL)
Permen susu adalah sejenis permen yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar susu yang pada prinsipnya pembuatan permen ini berdasarkan reaksi karamelisasi yaitu reaksi komplex yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari gula menjadi bentuk amorf yang berwarna coklat, sedangkan warna coklat yang terbentuk pada reaksi ini di sebabkan oleh gula atau karbohidrat yang di panaskan dan bereaksi dengan protein.
2.4 PENGEMASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan sehubungan dengan kemasan yang digunakan dapat dibagi menjadi 2 golangan. Pada golongan pertama kerusakan lebih ditentukan oleh sifat alamiah dari produk dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan saja. Kerusakan golongan kedua tergantung pada lingkungan dan hampir seluruhnya dapat di kontrol dengan kemasan yang digunakan. Kerusakan golongan pertama termasuk perubahan-perubahan fisik, biokimia dan kimia, serta mikrobiologis yang tidak dapat di kontrol sepenuhnya dengan pengemasan. Kerusakan golongan kedua adalah kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan pangan, absorbsi, dan interaksi dengan oksigen serta kehilangan dan penembahan cita rasa yang tidak diinginkan.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Dilakukan pada tanggal 31 oktober 2014
Bertempat di Ruang Tutorial 1 Agripet Vedca
3.2 ALAT
Kompor
Wajan
Pengaduk akyu
Baskom
Loyang alumunium
Telenan
Pisau
3.3 BAHAN
1 liter susu
150 gram gula
30 gram glukosa yang sudah di cairkan
mentega
Kertas pembungkus
Plastik pengemas
3.4 CARA KERJA
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan susu ke dalam wajan kemudian memanaskannya
Setelah mulai hangat gula di masukkan sedikit demi sedikit
Susu di aduk terus menerus hingga warna susu berubah menjadi kecoklatan
Setelah itu glukosa yang sudah di cairkan di masukkan ke dalam susu
Susu di aduk hingga mengental
Setelah mengental angkat susu dan tuangkan ke loyang
Adonan susu di ratakan di dalam loyang sampai agak dingin
Menyiapkan kertas pembungkus
Setelah karamel susu agak dingin dipotong- potong sesuai selera
Membungkus karamel susu dengan kertas pembungkus yang telah di potong dengan ukuran tertentu
Karamel susu di kemas dengan plastik pembungkus
3.5 PEMBAHASAN
Pembuatan karamel susu tidaklah rumit hanya memanaskan susu yang di campur dengan gula dan glukosa sampai mengental . dalam pembuatannya juga tidak memerlukan alat khusus hanya menggunakan kompor,wajan,pengaduk,loyang ,pisau dan pengemas.
Yang menjadi bahan utama karamel susu adalah susu murni dan gula.di tambah glukusa sebagi pengempuk. Gula sendiri berfungsi sebagai pemberi rasa manis,aroma karamel dan sebagai zat pengawet.
Pada prinsipnya pembuatan karamel susu adalah proses karamelisasi dari gula,proses karamelisasi itu sendiri adalah proses gula menjadi karamel. Prosesnya yaitu Suatu larutan sukrosa yang di uapkan sehingga konsentrasi dan titik didihnya meningkat. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh uap air menguap, bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan di teruskan maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi sukrosa yang lebur. Titik lebur sukrosa adalah 160° C . gula yang telah mencair tersebut di panaskan terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya , misalnya pada suhu 170° C maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa
Bau rasa karamel yang khas adalah akibat dari sejumlah hasil pragmentasi dan dehidrasi gula termasuk diasetil ,asam asetat, asam format, dan mempunyai bau khas karamel yaitu asetit formalin.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pembuatan pembuatan karamel susu dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembuatan karamel susu merupakan cara yang baik dalam penanganan dan memperpanjang masa konsumsi susu
2. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan karamel antara lain jumlah gula yang ditambahkan, pemanasan dan pengemasan agar menghasilkan karamel dengan kualitas yang baik.
4.2 SARAN
1. Untuk selanjutnya disarankan supaya mahasiswa lebih teliti dalam penembahan bahan-bahan yang akan digunakan
2. Mahasiswa lebih memperhatikan proses karamelisasi nya agar proses karamelisasi tidak gagal
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Praktikum Teknologi Makanan dan Minuman, 2014
Maria Ufa, 2103. http://ulfamaria23.blogspot.com/2013/04/makalah-kimia.
Diakses 03 April 2013
Wikipedia, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Durian. Diakses 22 April 2014
Wikipedia, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Es_krim. Diakses 14 April 2014
Ashari Natosusilo, 2013. http://asharicdvm.blogspot.com/2013/04/laporan
praktikum-susu. Diakses 25 April 2013
Pembuatan Karamel Susu
Disusun oleh:
INDAH SARI M. POHAN
Program Pendidikan Diploma III
Agribisnis Sapi Perah
Divisi Kerjasama Pendidikan Tinggi PPPPTK
Pertanian Cianjur,PT. Ultrajaya tbk Joint Program
Politeknik Negeri Jember
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga penulisdapat menyelesaikan “laporan pembuatan karamel susu” dengan baik.
Laporan ini disusun guna melengkapi tugas pembelajaran Pemerahan, Penanganan dan Pengendalian Mutu Susu
Pada kesempatan ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Tutik Nurhayati selaku dosen pembimbing.
2. Bapak Maman Suryaman dan Bapak Sutarto selaku dosen mata kuliah Pemerahan, Penanganan,dan Pengendalian Mutu Susu
3. Orang tua tercinta yang telah member dukungan baik material maupun spiritual.
4. Teman-teman ASP Batch 2 dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian laporan praktikum karamel susu.
Penulis menyadari bahwa laporan kunjungan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.Hasil laporan praktikum diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan masyarakat yang berkepentingan.
Cianjur, 13 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ii
Cianjur, 13 November 2014 ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 TUJUAN 1
1.3 MANFAAT 1
BAB II 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 SUSU 2
2.2 GULA PASIR (SUKROSA) 2
2.3 PERMEN SUSU (KARAMEL) 2
2.4 PENGEMASAN 3
BAB 3 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
3.1 WAKTU DAN TEMPAT 4
3.2 ALAT 4
3.3 BAHAN 4
3.4 CARA KERJA 4
3.5 PEMBAHASAN 5
BAB 4 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6
4.1 KESIMPULAN 6
4.2 SARAN 6
BAB 1
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Susu merupakan produk yang di hasilkan oleh sapi perah yang mempunyai kandungan nutrisi lengkap .namun susu adalah produk yang kurang tahan lama. Susu mudah basi jika tidak di simpan dalam pendingin. Sebagai alternatif untuk membuat susu menjadi tahan lama ,susu di jadikan karamel.
Pada awalnya karamel di temukan di Arab. Awalnya karamel adalah gula hangus yang digunakan oleh para putri untuk perontok rambut bukan sebagai permen. Karamel dihasilkan saat gula di panaskan pada suhu sekitar 320-350 C, sehingga menjadi cairan kental dengan warna keemasan hingga coklat gelap.
Karamel adalah sejenis gula-gula (confectionary) yaitu makanan berkalori tinggi yang pada umum nya berbahan dasar susu, gula dan glukosa. Karamel adalah gula-gula yang dibuat dengan mencampurkan gula, glukosa, dan susu dengan konsentrasi tertentu.
I.2 TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan karamel susu
Mengolah susu menjadi produk olahan yang tahan lama
Untuk menambah cita rasa susu
I.3 MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan susu
Susu sebagai produk yang tidak tahan lama jika di olah menjadi karamel akan memberikan ketahanan sehingga dapat di simpan dalam waktu yang lama
Dengan membuat susu menjadi karamel, memberikan cita rasa yang lebih manis karena pemberian gula terhadap susu sehingga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SUSU
Susu dapat didefeniskan sebagai cairan putih yang diperoleh dari pemerahan sapi tanpa mengurangi atau menambah dengan bahan lainnya. Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karna mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Oleh karenanya susu merupakan medium yang sangat disukai oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembngannya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak di konsumsi jika tidak ditangani secara benar. Maka perlu diolah untuk memperpanjang masa simpannya.
2.2 GULA PASIR (SUKROSA)
Sukrosa adalah disakarida yang apabila dihidrolisis berubah menjadi 2 molekul monosakarida yaitu glukosa dan sukrosa. Gula berfungsi sebagai pembantu pembentukan tekstur, memberi flavor melalui reaksi pencoklatan. Dan juga pemberi rasa manis.
2.3 PERMEN SUSU (KARAMEL)
Permen susu adalah sejenis permen yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar susu yang pada prinsipnya pembuatan permen ini berdasarkan reaksi karamelisasi yaitu reaksi komplex yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari gula menjadi bentuk amorf yang berwarna coklat, sedangkan warna coklat yang terbentuk pada reaksi ini di sebabkan oleh gula atau karbohidrat yang di panaskan dan bereaksi dengan protein.
2.4 PENGEMASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan bahan pangan sehubungan dengan kemasan yang digunakan dapat dibagi menjadi 2 golangan. Pada golongan pertama kerusakan lebih ditentukan oleh sifat alamiah dari produk dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan saja. Kerusakan golongan kedua tergantung pada lingkungan dan hampir seluruhnya dapat di kontrol dengan kemasan yang digunakan. Kerusakan golongan pertama termasuk perubahan-perubahan fisik, biokimia dan kimia, serta mikrobiologis yang tidak dapat di kontrol sepenuhnya dengan pengemasan. Kerusakan golongan kedua adalah kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan pangan, absorbsi, dan interaksi dengan oksigen serta kehilangan dan penembahan cita rasa yang tidak diinginkan.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Dilakukan pada tanggal 31 oktober 2014
Bertempat di Ruang Tutorial 1 Agripet Vedca
3.2 ALAT
Kompor
Wajan
Pengaduk akyu
Baskom
Loyang alumunium
Telenan
Pisau
3.3 BAHAN
1 liter susu
150 gram gula
30 gram glukosa yang sudah di cairkan
mentega
Kertas pembungkus
Plastik pengemas
3.4 CARA KERJA
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan susu ke dalam wajan kemudian memanaskannya
Setelah mulai hangat gula di masukkan sedikit demi sedikit
Susu di aduk terus menerus hingga warna susu berubah menjadi kecoklatan
Setelah itu glukosa yang sudah di cairkan di masukkan ke dalam susu
Susu di aduk hingga mengental
Setelah mengental angkat susu dan tuangkan ke loyang
Adonan susu di ratakan di dalam loyang sampai agak dingin
Menyiapkan kertas pembungkus
Setelah karamel susu agak dingin dipotong- potong sesuai selera
Membungkus karamel susu dengan kertas pembungkus yang telah di potong dengan ukuran tertentu
Karamel susu di kemas dengan plastik pembungkus
3.5 PEMBAHASAN
Pembuatan karamel susu tidaklah rumit hanya memanaskan susu yang di campur dengan gula dan glukosa sampai mengental . dalam pembuatannya juga tidak memerlukan alat khusus hanya menggunakan kompor,wajan,pengaduk,loyang ,pisau dan pengemas.
Yang menjadi bahan utama karamel susu adalah susu murni dan gula.di tambah glukusa sebagi pengempuk. Gula sendiri berfungsi sebagai pemberi rasa manis,aroma karamel dan sebagai zat pengawet.
Pada prinsipnya pembuatan karamel susu adalah proses karamelisasi dari gula,proses karamelisasi itu sendiri adalah proses gula menjadi karamel. Prosesnya yaitu Suatu larutan sukrosa yang di uapkan sehingga konsentrasi dan titik didihnya meningkat. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh uap air menguap, bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan di teruskan maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi sukrosa yang lebur. Titik lebur sukrosa adalah 160° C . gula yang telah mencair tersebut di panaskan terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya , misalnya pada suhu 170° C maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa
Bau rasa karamel yang khas adalah akibat dari sejumlah hasil pragmentasi dan dehidrasi gula termasuk diasetil ,asam asetat, asam format, dan mempunyai bau khas karamel yaitu asetit formalin.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pembuatan pembuatan karamel susu dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembuatan karamel susu merupakan cara yang baik dalam penanganan dan memperpanjang masa konsumsi susu
2. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan karamel antara lain jumlah gula yang ditambahkan, pemanasan dan pengemasan agar menghasilkan karamel dengan kualitas yang baik.
4.2 SARAN
1. Untuk selanjutnya disarankan supaya mahasiswa lebih teliti dalam penembahan bahan-bahan yang akan digunakan
2. Mahasiswa lebih memperhatikan proses karamelisasi nya agar proses karamelisasi tidak gagal
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Praktikum Teknologi Makanan dan Minuman, 2014
Maria Ufa, 2103. http://ulfamaria23.blogspot.com/2013/04/makalah-kimia.
Diakses 03 April 2013
Wikipedia, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Durian. Diakses 22 April 2014
Wikipedia, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Es_krim. Diakses 14 April 2014
Ashari Natosusilo, 2013. http://asharicdvm.blogspot.com/2013/04/laporan
praktikum-susu. Diakses 25 April 2013
Rabu, 18 Februari 2015
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
LAPORAN KUNJUNGAN
INDUSTRI
Disusun Oleh :
Indah Sari M. Pohan
Dosen pembimbing :
1.
Bapak Satya Gunawan
2.
Bapak Ruli Basuni
AGRIBISNIS
SAPI PERAH Batch II
PT. ULTRA JAYA MILK
TRADING COMPANY,
Tbk. JOINT PROGAM PPPPTK PERTANIAN
CIANJUR DAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya, kami bisa menyusun
laporan kunjungan ini. Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi obyek
penelitian.
Ucapan terimakasih tentulah tak lupa kami ucapkan
kepada pihak – pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Ucapan
terimakasih khususnya kami
sampaikan kepada:
1.
Bapak Satya Gunawan dan Bapak Ruli Basuni
selaku dosen pembimbing mata kuliah
Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah.
2.
Orangtua yang selalu memberi dukungan material maupun spiritual.
3.
Rekan-rekan
seperjuangan selaku pemberi motivasi dan
semangat.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini jauh
dari kata sempurna, untuk
itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat
untuk diri kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Cianjur, 29 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
PPPPTK Pertanain Cianjur mengadakan
kunjungan industri bagi mahasiswa jurusan Agribisnis Sapi Perah, pada
kesempatan ini kami mengunjungi Balai Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan.
Latar belakang diadakannya kunjungan industri ini agar Mahasiswa mengenal dunia
kerja ataupun dunia peternakan. Selain itu Mahasiswa dapat mengetahui lebih
jauh tentang cara pemeliharaan sapi perah
pedet dan dara yang baik diantaranya (recording, pemberian pakan, dehorning,
perkandangan dan pemasangan ear tag). Mahasiswa juga
diharapkan tidak menganggap kunjungan ini sebagai rekreasi tetapi menganggap
kunjungan ini sebagai sarana belajar untuk lebih mudah mengenal dunia
peternakan.
TUJUAN
Mengetahui, mempelajari serta mempraktekkan tentang tata cara pemeliharaan sapi
perah pedet dan dara.
MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
§ Mendapat gambaran saat akan bekerja di peternakan
atau ingin membuat peternakan sendiri.
§ Mahasiswa
dapat melakukan pemotongan tanduk, memasang eartag, dan melakukan rekording.
§ Mahasiswa
dapat mengaplikasikan teori ke dalam industri sapi
perah.
§ Mahasiswa dapat handling sapi perah secara tepat dan benar.
2. Bagi Universitas
§ Universitas dapat mengajak mahasiswa belajar
secara langsung di lapangan untuk menambah wawasan.
3. Bagi Balai Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan
§ Dapat berbagi ilmu dengan para mahasiswa.
§ Mengajak dan memperlihatkan cara pemotongan tanduk,
memasang eartag, dan melakukan rekording yang benar.
§ Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya Balai
Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SEJARAH SINGKAT BALAI PERBIBITAN PETERNAKAN INSEMINASI BUATAN
Pada awalnya (BPPIB-TSP) Bunikasih
bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas prakarsa Drh.
Soedjino Koesoemayardjo yang saat ini menjabat sebagai Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Jawa Barat. Lokasi Taman
Ternak Ciseureuh tersebut adalah Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan
Pacet kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah budidaya sapi perah, domba,
kelinci, dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada
Dinas Peternakan Provinsi Daerah tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1983
statusnya menjadi UPDT dengan nama Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan
Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ciseureuh.
Pada tahun 1995 dilaksanakan
ruislag (tukar guling). Seluruh lokasi farm dan lahan rumput BPT-HMT Ciseureuh
dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hanya
kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar guling yang sekarang
menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh. Pada tahun 1999 namanya
dirubah menjadi UPDT Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (
BPT-HMT) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPDT balai pengembangan dan
pembibitan ternak sapi perah (BPPIB-TSP)
Bunikasih. Berdasarkan keputusan gubernur nomor 119 tahun 2010 tentang tugas
pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas
(UPTD) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat maka BPPIB-TSP
Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksakan sebagian fungsi dinas
peternakan provinsi Jawa Barat dibidang perbibitan dan pengembangan inseminasi
buatan (IB) sapi perah.
BPPIB TSP Bunikasih berada pada posisi
geografis 1070 03’ BT dan 60 50’ LS dengan ketinggian
kurang lebih 900 m dari permukaan laut. Suhu 18 – 220 C dan
kelembapan 85 %. Curah hujan 266mm per tahun (musim hujan) dan 51 mm per tahun
(musim kemarau). Saat ini lokasi BPPIB TSP Bunikasih masuk ke dalam dua wilayah
administratif di Kabupaten Cianjur, yaitu:
Kampung
padalengsar Bunikasih Kecamatan Warungkondang seluas 162.290 m2
Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang seluas 59.930 m2.
Dalam rangka pengembngan IB, BPPIB
TSP Bunikasih mempunyai program untuk dapat menghasilkan pedet jantan umur 12
bulan yang berstatus bakal calon pejantan unggul. Pada tahun 2013 sapi pejantan
NT 1201 (Putera Willson) yang merupakan hasil dari ahli janin (embrio transfer)
sudah dinilai oleh komisi bibit ternak nasional. Sapi tersebut sudah masuk
dalam daftar nominasi bakal calon pejantan unggul, walau gagal dalam uji
tingkat terakhir. Pada tahun mendatang diharapkan BPPIB TSP Bunikasih sudah
mampu menghasilkan bakal calon pejantan unggul sehingga dapat diikut sertakan
pada program uji zuriat nasional.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Sapi
Perah
2. Kandang
·
Kandang Pedet
·
Kandang Sapi Laktasi
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Populasi sapi di Balai
Pembibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan – Ternak Sapi Perah Bunikasih,
Cianjur adalah 134 ekor. Terdiri dari 46 ekor sapi laktasi (diperah dengan
manual 22 ekor dan dengan mesin 24 ekor), 27 ekor pedet, 61 ekor dara.
Pada awal penanganan pada
sapi ditandai dengan adanya penjinakan (domestikasi), hal ini di lakukan karena
sapi perah pada dasarnya adalah hewan yang liar yang sengaja di jinakan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Sapi adalah hewan yang di domestikasi oleh manusia ke dua setelah kuda,
kemungkinan awal domestikasi di lakukan di eropa dan asia pada tahun 6000
SM.
Pemotongan tanduk
(dehorning),
pemasangan eartag dan pencatatan (recording) pada sapi perah adalah salah satu bentuk
domestikasi pada sapi perah, untuk memudahkan dalam penanganan dan pengendalian (handling) sapi perah dalam melakukan kegiatan
seperti : pemberian obat, memandikan sapi, pemotongan kuku , dan lainnya.
Selain itu ini adalah cara untuk menjaga keamanan peternak dan ternak lainya
agar tidak terluka serta agar sapi tersebut tidak agresif.
PEMELIHARAAN SAPI DARA
Sapi Perah Dara Heifers atau sapi perah betina merupakan sapi perah
betina yang merupakan calon induk sudah dewasa kelamin (berumur 1-2 tahun) sampai beranak pertama kali
Tujuan Pembesaran. Sapi dara adalah sebagai calon induk maka perlu
sekali diperhatikan kriteria-kriteria sebagai calon induk adalah :
a)
Berasal dari turunan yang mempunyai
produksi susu yang tinggi
b)
Menunjukan pretumbuhan yang baik dan
normal
c)
Bebas dari cacat tubuh dan
penyakit
1.
Pemberian Pakan
Pakan adalah bahan pakan
yang diberikan kepada ternak
untuk memenuhi kebutuhannya selama
24 jam. Sedangkan Bahan pakan adalah zat organik dan anorganik yang
dapat dicerna seluruh atau sebagian, yang tidak mengganggu kesehatan bagi ternak. Setiap bahan
pakan memiliki kandungan gizi (nutrisi)
yang berbeda-beda baik jenis maupun jumlahnya.
Pakan digolongkan menjadi 2, yaitu:
Ø Hijauan
Hijauan pakan adalah
segala macam hijauan dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang dapat dimakan oleh
ternak tanpa menyebabkan keracunan pada ternak tersebut, akan tetapi dapat
dipergunakan untuk proses pertumbuhan/
perkembangan dan proses produksi. Hijauan yang diberikan pada ternak sapi perah di BPPIB
Bunikasih dapat dibedakan menjadi:
a. Rumput-rumputan, seperti: rumput gajah dan rumput gajah
mini atau rumput odot 60 kg per hari per ekor, hijauan kering atau hay yang
tebuat dari daun serai kering.
b. Limbah pertanian, seperti: batang jagung, dll.
Ø Konsentrat
Pakan konsentrat ini terdiri dari berbagai bahan pakan.
Bahan pakan yang terdiri dari tepung jagung, bekatul/dedak, tepung ikan,
bungkil kedelai,onggok, tepung kerang, mineral, tetes tebu dan lain sebagainya,
yang kemudian disusun atau diramu menjadi satu disebutlah konsentrat. Konsentrat yang diberikan pada ternak di Buni Kasih
meliputi: ampas tahu, ampas bir.
PEMELIHARAAN PEDET
Yang dimaksud dengan sapi perah
pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai berumur kurang lebih 8 bulan. Sapi perah pedet yang baru lahir memerlukan
perawatan yang khusus, yang meliputi :
ketekunan, ketelian dan keseriusan dalam segala hal apabila dibandingkan dengan
pemeliharaan sapi perah dewasa.
Pemeliharaan sapi perah pedet mulai dari
lahir hingga disapih merupakan bagian
penting dalam kelangsungan usaha bidang peternakan sapi perah. Kesalahan pada
saat perawatan/pemeliharaan pada usia pedet muda yaitu umur kurang dari sebulan
dapat menyebabkan kematian.
1.
Pemberian
Pakan
·
Pemberian Kolostrum
Kolostrum diberikan
pada pedet setelah lahir sampai umur 7 hari, dosis pemberian 8 liter per ekor 2
kali sehari. Waktu pemberian jam 5 pagi dan jam 3 sore.
·
Pemberian serat
kasar
Serat kasar berupa
rumput bisa diberikan pada pedet setelah umur 1 minggu dengan dosis sedikit
untuk merangsang pertumbuhan lambung (rumen).
PERKANDANGAN
Keberhasilan dalam pemeliharan
ternak sapi perah baik itu pada sapi
pedet dan dara salah satunya ditentukan oleh ketersediaan kandang yang memenuhi persyaratan. Sapi pedet dan
dara sangat sensitip terhadap pengaruh lingkungan
yang tidak menguntungkan, seperti
perubahan cuaca panas dan dingin yang
terjadi secara tiba-tiba. Indonesia negara kita ini termasuk daerah
tropis perbedaan kelembaban dan
suhu udara antara siang dan malam hari
tidak begitu nyata. Begitu juga keadaan
musim kemarau dan musim hujannya.
Maka dari itu kandang yang akan dipergunakan untuk
pemeliharaan ternak sapi perah baik itu pedet
maupun dara sebaiknya disesuaikan dengan kondisi iklim yang ada. Suhu dan kelembaban dalam kandang harus diusahakan agar tetap rendah, sehingga sapi perah pedet dan dara tersebut tidak mengalami
stres.
Ukuran kandang untuk pedet 1m x 1m dan ukuran
kandang Untuk dara 1,8m x 2m. Misalnya kebutuhan kandang untuk 5 ekor pedet dan
7 ekor dara dapat dihitung. 1 ST ukuran kandang adalah 3,5 m². Sementara untuk
pedet adalah 0,25 ST dan untuk dara
adalah 0,5 ST. Jadi menghitungnya adalah :
Untuk 5 ekor pedet 5 x 0,25 x 3,5 m² = 4,4 m²
Untuk 7 ekor dara 7 x 0,5 x 3,5 m² = 12,25 m²
Fungsi kandang antara lain:
·
Merupakan tempat
tinggal ternak dan tempat bekerja pemelihara/peternak yang mengurus ternak
setiap hari.
·
Merupakan tempat perlindungan ternak yang
memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak, dari gangguan binatang buas
dan gangguan alam, misalnya angin
kencang, terik matahari, air hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain.
·
Merupakan tempat untuk istirahat setelah melakukan
aktifitas sehari –hari
·
Memudahkan peternak
dalam melakukan pengawasan kesehatan
·
Memudahkan tatalaksana
pemeliharaan seperti; pemberian pakan dan minum, penanganan kotoran, dan penangan kesehatan.
DEHORNING
Dehorning adalah suatu tindakan yang
dilakukan pada hewan ternak dengan tujuan penghilangan bakal tanduk atau
pemotongan tanduk.
Tujuan Dehorning Pada Sapi Perah adalah :
§ Memperluas daya tampung kandang.
§ Mengurangi tingkat kerusakan kulit.
§ Menghindari terlukanya ternak
lainnya.
§ Menjaga keamanan peternak saat tata laksana pemeliharaan.
§ Memudahkan melakukan pengendalian saat pemberian obat,
pemberian ear tag, palpasi rectal.
Metode
Dan Langkah Kerja Pelaksanaan Dehorning
Beberapa
metode yang digunakan dalam pemotongan tanduk atau penghilangan bakal tanduk
adalah berikut ini :
§ Metode dengan cara menggunakan dehorner
elektrik. Teknik ini diaplikasikan pada pedet 1 – 2 bulan.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat: Bahan:
a. Dehorner Elektrik a. Antibiotik
b. Gunting b. Kapas
c. Tang Barnes c. Salep
Langkah kerja :
-
Memanaskan dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga
dehorner elktrik mencapai suhu sekitar 1200.
-
Merebahkan pedet yang akan dipotong tanduknya.
-
Memotong rambut sekitar tanduk pedet.
-
Dehorner yang sudah panas ditempelkan pada tanduk sambil
ditekan dan diputar-putar.
-
Setelah tanduk terlepas, diolesi dengan antibiotik untuk
menghentikan luka.
-
Melepaskan pedet agar mengurangi tingkat stress.
§ Metode dengan
menggunakan tang barnes. Teknik ini diaplikasiakan pada sapi yang sudah dewasa.
Alat dan Bahan:
-
Tang burnes
-
Elektrik dehorner
-
Gunting rambut biasa
-
Tali
-
Kandang jepit
-
Kapas
-
Antibiotik
Langkah kerja :
-
Menghandling sapi yang akan dipotong tanduknya.
-
Memasukkan sapi ke kandang jepit.
-
Memasang tali halter.
-
Mengikat tali halter dengan tambang yang dikaitkan pada
kandang jepit. Diusahan terikat dengan kuat. Untuk mencegah sapi berontak
memegang lubang hidung dan diangkat keatas.
-
Memotong rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam
pemotongan tanduk.
-
Memotong tanduk dengan tang barnes.
-
Menghentikan pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner
elektrik.
-
Mengoleskan salep sekitar bekas potongan tanduk.
-
Melepaskan sapi agar mengurangi tingkat stress.
-
PEMASANGAN EAR TAG
Eartag adalah sejenis
anting yang memiliki kode berupa angka maupun huruf sebagai tanda pengenal sapi
tersebut. Pemasangan eartag biasanya dipasang di daun telinga alas an dipasang
didaun telinga adalah karna mudah untuk diilihat dan bagian yang paling lunak
dipasang ataupun ditusuk dngan jarum dan pemasanngan eartag ini mempunyai
tujuan untuk memudahkan dalam proses recording (pencatatan).
Alat dan bahan
yang digunakan
Alat:
a.
Eartag Aplicator
Bahan:
a.
Eartag
b.
Jarum Eartag
Langkah Kerja:
a.
Menghandling pedet yang akan dipasangi eartag.
b.
Merestraint pedet.
c.
Memegang telinga yang akan dipasangi eartag sesuai
jenis kelamin pedet (jantan sebelah kanan dan betina sebelah kiri).
d.
Untuk pemasangan memastikan tidak mengenai pembuluh
darah.
e.
Memasang eartag dengan eartag applicator.
RECORDING
Rekording adalah suatu usaha yang dikerjakan oleh
peternak untuk mencatat gagal atau berhasilnya suatu usaha peternakan. Di
bidang usaha peternakan program ini diterapkan hampir pada semua sektor usaha
ternak mulai ternak unggas (layer, broiler, penetasan), ternak potong (sapi
perah, sapi potong, kambing dan domba), dan aneka ternak seperti kelinci dan
lainnya. Mengingat manfaat dan pentingnya program ini maka perlu kami
mengangkat masalah ini walaupun sudah ada tulisan yang serupa. Pencatatan atau rekording di BPPIB-TSP Bunikasih adalah pencatatan pedet,
dara, sapi laktasi, sapi bunting, pakan, kesehatan, dll.
Kegunaan recording :
a)
Mengetahui jumlah populasi akhir.
Ini perlu karena bagaimanapun letak keuntungan ditentukan oleh jumlah populasi
akhir. Dengan diketahuinya populasi akhir kita juga akan mengetahui jumlah
ternak yang mati, hilang, dan sebagainya selama masa pemeliharaan.
b)
Untuk bahan
pertimbangan dalam penilaian tata laksana yang sedang dilaksanakan. Seperti
tingkat pertambahan berat badan (PBB), Feed Consumtion Rate (FCR), jumlah
produksi, kesehatan ternak.
c)
Sebagai pertimbangan dalam mengambil
keputusan sehari-hari.
d)
Sebagai langkah awal dalam menyusun
rencana jangka panjang.
e)
Bagi pemerintah berguna untuk
penyusunan kebijakan dalam bidang peternakan seperti apakah diperlukan import
untuk pemenuhan kebutuhan sehingga produksi tetap seimbang.
f)
Mempermudah peternak melakukan evaluasi,
mengontrol dan memprediksi tingkat keberhasilan usaha.
g)
Bagi perguruan tinggi data recording
bisa sebagai bahan penelitian.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
BPPIB Bunikasih Cianjur merupakan
Balai yang tujuan utamanya adalah penghasil bibit sapi perah yang
produktif tetapi selain itu juga
melakukan tata laksana pemeliharaan
meliputi: pemotongan tanduk (dehorning), pemasangan eartag dan melakukan
pencatatan (recording). Pemotongan tanduk di BPPIB Bunikasih dilakukan pada pedet
dan dara dengan menggunakan electrik dehorner pada pedet dan tang barnes pada
sapi dara.
Adapun
kesimpulan yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :
1. Pemotongan tanduk adalah bentuk tindakan untuk domestikasi
sapi perah.
2. Perlakuan dehorning dilakukan dengan
mengunakan 3 metode yaitu : dengan besi panas, bahan kimia, dan gergaji.
3. Dehorning adalah tindakan yang dilakukan
pada ternak untuk menghilangkan atau memotong tanduk.
4. Pemasangan eartag
pada pedet menggunakan eartag applicator guna memberi identitas pada ternak.
5. Perkandangan
merupakan penunjang berhasilnya usaha peternakan
6. Recording memudahkan peternak
mengingat kejadian-kejadian penting tentang ternaknya tanpa mengenal batas
waktu;
7. Informasi
yang diperoleh dari recording dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah ( evaluasi )
SARAN
Untuk Mahasiswa :
- Mahasiswa harus lebih aktif mencari informasi/keterangan mengenai peternakan tersebut.
- Mahasiswa harus mengikuti kegiatan dengan seksama.
3. Sebaiknya dalam perlakuan pemotongan
tanduk sapi dalam keadaan tenang dan terrestrain dengan baik.
4. Untuk mencegah luka pada dehorning
dengan besi panas dan caustic soda sebaiknya gunakan anti biotic atau septic
untuk menghindari terjadinya infeksi.
5. Sebaiknya setelah melakukan dehorning dan pemasangan ear tag ternak sapi di perhatikan agar tingkat
stress nya rendah
Untuk
Peternakan :
1. Penataan strategis tempat harus lebih tepat
yaitu kantor peternakan harus terletak lebih tinggi dari kandang.
2. Menambah populasi ternak sapi perah.
3. Memanfaatkan feces secara optimal dengan
mengaktifkan kembali sistem biogas yang sebelumnya sudah dilakukan.
4. Untuk meminimalis pengeluaran biaya produksi
sebaiknya dilalukan penyusunan ransum sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://anpet10.blogspot.in/2012/04/laporan-tetap-ilmu
teknologi-prosedur-html diunduh 22
januari 2015 Pukul 15.05
http://alatternak.blogspot.com/2013/02/eartag-eartag-atau-bila-di-indonesiakan.html Diunduh
22 januari 2015 Pukul 15.35
http://c31120204.blogspot.com/2013/06/pengertian-recording.html Diunduh 04 Januari 2015 pukul 12.39
http://wasbitnak-bkl.blogspot.com/2014/05/recording-pencatatan-ternak_6.html Diunduh 04 Januari 2015 pukul 12.30
http://ketekdekil.blogspot.com/2011/02/dehorning.html Diunduh 04 Januari 2015 pukul 12.45
Modul Tata Laksana
Pemeliharaan Sapi Perah
Langganan:
Postingan (Atom)