ekspresikan diri

Kamis, 02 Juli 2015

PERLAKUAN PEDET

MAKALAH
PERLAKUAN PADA PEDET SAPI PERAH


Dosen Pembimbing :
BAPAK RULI BASUNI

Disusun Oleh :
INDAH SARI M. POHAN



AGRIBISNIS SAPI PERAH Batch II
PT. ULTRA JAYA MILK TRADING COMPANY, Tbk. JOINT PROGAM PPPPTK PERTANIAN CIANJUR DAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014/2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah “ Perlakuan Pada Pedet Sapi Perah “. Tersusunnya laporan ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kesempatan dan kemampuan dalam menyelesaikan laporan ini
2. Bapak Ruli Basuni, selaku dosen Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah Pedet dan Dara.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
4. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aminn...


Cianjur, 06 Maret 2015

( Penulis )


DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1.PENDAHULUAN 1
Latar belakang 1
Tujuan 1
Manfaat 2
BAB 2.URAIAN MATERI 3
C. Dehorning 12
D. PEMASANGAN EAR TAG 13
BAB 3. PENUTUP 16
Kesimpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18






BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan khusus, ketelitian, kecermatan dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa. Pemeliharaan pedet mulai dari lahir hingga disapih merupakan bagian penting dalam kelangsungan suatu usaha peternakan sapi perah. Kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan pada pedet muda dengan umur 0-3 minggu dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit untuk tumbuh dan berkembang.
Manajemen pemeliharaan pedet yang optimal sejak lahir sangat diperlukan untuk memperoleh sapi yang mempunyai produksi dan produktifitas yang tinggi yang siap menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi, baik sebagai induk maupun pemacek. Pemeliharaan pedet mulai dari penanganan kelahiran, pemberian identitas, pola pemberian pakan, pemantauan terhadap pertumbuhan dan pertambahan bobot badan, pencegahan dan penanganan terhadap penyakit, serta kebersihan dan fasilitas kandang hingga pedet berumur 8 bulan, sangat mempengaruhi keberhasilan tercapainya pedet sebagai calon bibit unggul pada usaha ternak perah.
Dengan penanganan dan perawatan yang tepat akan dapat mengoptimalakan performan pedet yang nantinya benar-benar siap menjadi replacement stock (menggantikan sapi yang sudah tidak berproduksi lagi). Menurut Muljana (1996), pedet yang harus dipelihara terus setiap tahunnya untuk peremajaan adalah 30% dari jumlah populasi induk.

1.2. Tujuan

• Pedet dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
• Mempersiapkan calon induk & pamacek (reflacemen stock) yang unggul
• Mengurangi tingkat kematian pada pedet
• Meningkatkan kualitas produksi

1.3. Manfaat

• Mahasiswa dapat mengetahui cara perawatan pedet dengan baik
• Mahasiswa dapat melakukan pemeliharaan pedet dengan baik.
• Mahasiswa dapat menganalisa faktor peningkatan produksi susu dari awal atau dari bibit















BAB 2
URAIAN MATERI
A. Perawatan Pedet
Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu caranya induk sapi yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah dikeringkan dan induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya. Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis. Oleh karena itu anak sapi perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya (Muljana, 1982).
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku ternak tersebut sebagai berikut :
• Membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung demikian pula yang ada dalam tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih.
• Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas.
• Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat.
• Berikan jerami kering sebagai alas.
• Memberikan colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir.
• Membiarkan pedet bersama induknya selama beberapa hari untuk memastikan pedet mendapat colostrum dan meningkatkan rasa keibuan induk pedet, serta merangsang hormon oksitosin untuk sekresi air susu


2. Pemberian Pakan
Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih (dara) dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai.
a. Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.
Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu : Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan Abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa. Perkembangan alat pencernaan ini yang akan menuntun bagaimana langkah-langkah pemberian pakan yang benar.
Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
b. Jenis-jenis Bahan Pakan Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Pakan cair/likuid : kolostrum, air susu normal, milk replacer
a). Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental dari air susu normal. Komposisi kolostrum :
• Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6X lebih banyak kandungan proteinnya, 100X untuk vitamin A dan 3X lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal
• Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan).
• Kolostrum mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare. Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein. Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi.
• Kolostrum dapat menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama.
Kemampuan alat pencernaan pedet untuk menyerap antibodi dari kolostrum hanya berlangusng beberapa jam. Pada umumnya dalam keadaan normal, pedet akan menyusu pada induknya selama 30 menit setelah lahir. Bila pedet tidak dapat menyusu kepada induknya, maka hendaknya peternak membantu menyusukan kepada induknya. Hal ini perlu dilakukan, sebab pedet harus mendapat kolostrum dari induknya dan disamping itu, pedet yang sedang menyusu memberikan gertakan pada ambing induk, sehingga memudahkan pemancaran air susu. Oleh karena itu, dalam 6 jam pertama, pedet, sudah mengkonsumsi kolostrum sebanyak 6 % dari berat lahir. Jumlah tersebut sekitar 2,5 kg untuk pedet yang berat lahirnya kurang lebih 40 kg. Apbila dalam waktu 6 jam pertama pedet tidak dapat menghabiskan sebanyak itu, maka peternak harus membantu bahkan memaksa pedet untuk minum dengan cara seperti di atas. Hal ini bertujuan agar pedet mendapatkan antibodi sebanyak mungkin, sehingga daya tahan tubuh pedet tinggi dan tidak mudah terkena penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan alat pencernaan. Pedet mendapat kolostrum selama 7 hari.
Bila induk mati atau tidak dapat memberikan kolostrum kepada anaknya, maka dapat diberikan pengganti kolostrum sebagai berikut:
Pengganti kolostrum 1 butir telur dikocok + 300 cc air hangat dicampur dengan ½ sendok teh “minyak ikan” dan 600 cc air susu murni. Diberikan 3 kali sehari selama 4 hari. Tambahkan antibiotika.
Antibiotika untuk pedet Berikan melalui mulut 250 mg antibiotika chlortetracycline tiap hari selama 5 hari. Setelah itu 125 mg chlortetracycline selama 16 hari. Yang terbaik sesudah lahir disuntik (intar muskuler, im)200 mg tetracycline (ackromycine)


Mutu Kolostrum : Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin). Kualitas kolostrum akan rendah apabila : Lama kering induk bunting, sapi terus diperah sampai saat melahirkan, Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan maupun saat akan diperah (Soetarno, 2003).
b). Milk Replacer
Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah terbatas. Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 - 5 minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yang berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu).

2. Pakan padat/kering : konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan.
a). Calf Stater (Konsentrat Pemula)
- Calf starter (pakan khusus pedet), yaitu pakan formula atau konsentrat yang mengandung protein kasar (PK) 18 - 20 % protein dengan kandungan energi tinggi dan mengandung suplemen vitamin A dan D serta tepung tulang. Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet berumur 2 - 3 minggu (fase pengenalan). Hal ini untuk menghindari kekurangan konsumsi kalsium dan fosfor setelah pedet disapih.

Pemberian calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu. Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 - 0.7 kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1 - 2 bulan. Pedet dilatih mengenal pakan calf starter dengan cara menempelkan konsentrat ke mulutnya sesudah diberi air susu segar agar dijilati atau dengan cara menaruh sedikit konsentrat dalam ember susunya sesudah menghabiskan air susu.
Calf stater yang baik memberikan pertambahan bobot badan 0,5 kg/hari. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan : Protein Kasar 18 - 20%, TDN 75 - 80%, Ca dan P 2 : 1, kondisi segar, palatable, craked (Imron, 2009).
Sebagai pegangan berapa banyak susu yang diberikan pada pedet tergantung kepada berat badan pedet seperti disajikan pada Tabel 1. Jumlah tersebut diberikan dibagi dua untuk pagi dan sore dan sebaiknya air susu tersebut diberikan masih hangat yang berasal dari perahan pada saat itu.
Tabel 1. Jumlah pemberian air susu (kg), calf starter (kg), dan rumput kering pada pedet umur 1 – 9 minggu (masa sapih)
Umur Berat badan (kg) Pakan
Air susu (L) Calf starter (kg) Rumput kering (hay) (kg) Air minum
Lahir 35 Kolostrum - - -
1 minggu 35 4 0,1 0,1 Selalu tersedia (adlibitum)
2 minggu 39 4 0,2 0,1
3 minggu 43 4 0,2 0,1
4 minggu 47 4 0,3 0,2
5 minggu 51 4 0,4 0,3
6 minggu 55 4 0,5 0,4
7 minggu 59 4 0,8 0,6
8 minggu 63 4 1,0 0,8
9 minggu 67 4 1,0 – 1,2 0,8 – 1,0

Contoh susunan calf starter untuk pedet disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Beberapa susunan calf starter untuk pedet
Susunan Konsentrat
A B C
.................................................%.......................................................
Bahan
Dedak padi 26,0 30,0 40,0
Bungkil kelapa 27,0 23,0 20,0
Bungkil Kacang Tanah 29,0 12,5 15,0
Bungkil biji kapuk - 32,0 -
Onggok 15,5 - -
Tepung jagung - - 25,0
Garam dapur 1,0 1,0 -
Kapur 1,0 1,0 -
Tepung Tulang 0,5 0,5 -

Zat makanan
Bahan kering 85,6 89,3 87,7
Protein 20,8 21,0 18,8
Energi (TDN) 75,9 73,8 75,2

b). Hijauan
Di samping pemberian air susu tersebut di atas, umur satu minggu pedet telah mulai diajar makan rumput muda dan tidak berembun untuk merangsang perkembangan rumen pedet yang akan mempengaruhi pertumbuhan pedet selanjutnya. Rumput diberikan sedikit demi sedikit. Semakin besar pedet tersebut, semakin banyak rumput diberikan
Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan. Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2 - 3 minggu.

Syarat pemberian hijauan pada pedet :
•Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus.
•Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase.
•Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan.
Pakan Pedet Lepas Sapih
Setelah pedet mampu mengkonsumsi calf starter sebanyak 1,2 kg/ekor/hari selama 3 hari berturut-turut dan berumur 2 bulan, pedet sudah dapat disapih (tidak mendapat air susu lagi).
Sebagai pegangan berapa banyak konsentrat dan rumput kering yang diberikan pada pedet tergantung kepada berat badan pedet seperti disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah konsentrat dan rumput yang diberikan pada pedet umur 2 – 6 bulan (lepas sapi)
Umur (bulan) Berat badan (kg) Pemberian pakan
Konsentrat (kg) Rumput kering (kg) Air
2 67 2,0 1,0 – 1,5 Selalu tersedia
3 83 2,0 1,5 – 2,0
4 103 2,0 2,0 – 3,0
5 127 2,0 3,0 – 4,0
6 151 2,0 4,0 – 5,0

Pada umur 2 bulan, pedet mampu memakan 1-1,5 kg hay atau 2-3 kg rumput setengah kering. Hay diberikan 3 kali sehari. Setiap kali pemberian minimal 0,5 kg hay atau 1,0 kg rumput setengah kering.
Sejak umur 2 bulan, calf starter yang mengandung protein 18% sedikit demi sedikit (selama 1 minggu untuk menghindari stres pada alat pencernaan) diganti dengan konsentrat yang mengandung 16% protein dan TDN 70%. Perubahan permberian calf starter ke pakan konsentrat sebagai berikut:
Hari ke- Calf starter (kg) Konsentrat (kg) Jumlah (kg)
Hari 1 1,6 0,4 2
Hari 2 1,6 0,4 2
Hari 3 1,2 0,8 2
Hari 4 1,2 0,8 2
Hari 5 0,8 1,2 2
Hari 6 0,4 1,6 2
Hari 7 0 2,0 2

Konsentrat diberikan dalam bentuk kering, apabila diberikan dalam keadaan basah maka adanya air akan menghambat perkembangan rumen dan mengurangi nafsu makan hijauan.
B. Sistem Perkandangan
Pedet yang lahir dalam kondisi sehat serta induk sehat di satukan dalam kandang bersama dengan induk, diberi sekat agar pergerakan pedet terbatas. Diharapkan pedet mendapat susu secara ad libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi. Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan harian pedet tersebut setelah lepas sapih.
Perlakuan ini haruslah dalam pengawasan yang baik sehingga dapat mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau induk. Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih menyusui. Selama pedet dalam perawatan susu diberikan oleh peternak sesuai dengan umur dan berat badan (Imron, 2009).
Menurut Soetarno 2003, selama 3 - 4 hari setelah lahir pedet biasaanya belum dipisahkan dari induknya, agar dapat memperolah kolostrum sepenuhnya. Setelah itu, pedet di tempatkan di dalam kandang pembesaran, baik berupa kandang observasi (observation pens), kandang individu (individual pens), maupun kandang kelompok (group pens). Di sini pedet mulai dilatih untuk mengkonsumsi suplemen makan.
C. Dehorning
Dehorning adalah suatu tindakan yang dilakukan pada hewan ternak dengan tujuan penghilangan bakal tanduk atau pemotongan tanduk.Dehorning dilakukan pada saat usia pedet 2 bulan.
Tujuan Dehorning Pada Sapi Perah adalah :
 Memperluas daya tampung kandang.
 Mengurangi tingkat kerusakan kulit.
 Menghindari terlukanya ternak lainnya.
 Menjaga keamanan peternak saat tata laksana pemeliharaan.
 Memudahkan melakukan pengendalian saat pemberian obat, pemberian ear tag, palpasi rectal.

Metode Dan Langkah Kerja Pelaksanaan Dehorning
Beberapa metode yang digunakan dalam pemotongan tanduk atau penghilangan bakal tanduk adalah berikut ini :
 Metode dengan cara menggunakan dehorner elektrik. Teknik ini diaplikasikan pada pedet 1 – 2 bulan.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat: Bahan:
a. Dehorner Elektrik a. Antibiotik
b. Gunting b. Kapas
c. Tang Barnes c. Salep
Langkah kerja :
- Memanaskan dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga dehorner elktrik mencapai suhu sekitar 1200.
- Merebahkan pedet yang akan dipotong tanduknya.
- Memotong rambut sekitar tanduk pedet.
- Dehorner yang sudah panas ditempelkan pada tanduk sambil ditekan dan diputar-putar.
- Setelah tanduk terlepas, diolesi dengan antibiotik untuk menghentikan luka.
- Melepaskan pedet agar mengurangi tingkat stress.




D. Pemasangan Ear Tag
Eartag adalah sejenis anting yang memiliki kode berupa angka maupun huruf sebagai tanda pengenal sapi tersebut. Pemasangan eartag biasanya dipasang di daun telinga alas an dipasang didaun telinga adalah karna mudah untuk diilihat dan bagian yang paling lunak dipasang ataupun ditusuk dngan jarum dan pemasanngan eartag ini mempunyai tujuan untuk memudahkan dalam proses recording (pencatatan).
Alat dan bahan yang digunakan
Alat:
a. Eartag Aplicator
Bahan:
a. Eartag
b. Jarum Eartag
Langkah Kerja:
a. Menghandling pedet yang akan dipasangi eartag.
b. Merestraint pedet.
c. Memegang telinga yang akan dipasangi eartag sesuai jenis kelamin pedet (jantan sebelah kanan dan betina sebelah kiri).
d. Untuk pemasangan memastikan tidak mengenai pembuluh darah.
e. Memasang eartag dengan eartag applicator.

E. Penanganan Penyakit
1. Diare (Mencret)
Penyakit yang sering ditemui pada pedet adalah diare. Diare pedet masih cukup menakutkan karena seringkali berakibat kematian. Menurut Kurniawan 2009, jika pedet kehilangan lebih dari 15% cairan tubuhnya, dia akan mengalami stress yang luar biasa dan mengakibatkan kematian. Dari sekian banyak sebab diare pada pedet, penanganan saat lahir, tidak adanya desinfeksi pusar dan sanitasi kandang pedet yang buruk, adalah penyebab utamanya. Pedet adalah investasi karena keuntungan para peternak kebanyakan hanya berasal dari penjualan pedet.
Ada beberapa langkah untuk mengatasi diare pada pedet yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut :
•Memperbaiki cairan tubuh pedet. Yaitu dengan memberikan cairan elektrolit/oralit dan susu secara bergantian. Dan juga mengurangi konsumsi susu karena susu bisa menstimulasi banteri ikutan.
•Memberikan antibiotik karena 80% diare disebabkan karena infeksi bakteri, kemudian menambahkan Vitamin C sebagai antistress. Jika pedet tidak mau makan, maka harus ditambah multivitamin dan antipiretik jika suhu badannya lebih dari 39,5 celsius.
•Memperbaiki kondisi kandang menjadi bersih dan kering karena kandang yang buruk sanitasi berpeluang memperparah infeksi.
•Segera pisahkan pedet yang terjangkit dengan pedet yang lain untuk mencegah penularan.
•Mengamati setiap saat kondisinya untuk memastikan pedet tetap aktif.
2. Cacingan
Menurut Tuimin 2009, Dr Drh Setiawan Koesdarto dan Dr Drh Sri Subekti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan Dr Herra Studiawan dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga menyatakan, Toxocara vitulorum, merupakan cacing askarid. Stadium dewasanya banyak dijumpai pada anak sapi (pedet). Akibat dari penyakit cacingan (toxocariasis), sangat menekan produktivitas ternak, berarti menjadi beban ekonomi bagi peternak secara berkepanjangan jika tidak dilakukan pengendalian.
Upaya pengendaliannya menurut mereka sampai saat ini belum jelas, hal ini disebabkan belum adanya informasi tentang keadaan toxocariasis pada pedet. Tersedianya obat cacing, umumnya hanya berkhasiat terhadap stadium dewasa, kurang berkhasiat untuk stadium larva dan telur.
Hal ini karena ternak sapi sewaktu-waktu dapat dijual bila diperlukan. Kepemilikan ternak sapi selain menghasilkan daging juga pupuk, serta kulit dan tulangnya mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam bidang industri dan kerajinan.
Walaupun demikian penyakit parasit cacing khususnya cacing saluran pencernaan pernah dilaporkan Disnak Jatim. Menurut Simon dan Syahrial serta Gunawan dan Putra penyakit yang sering dijumpai pada pedet adalah gangguan parasit usus.
Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan menyerang pedet muda adalah toxocariasis. Parasit cacing ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet. Toxocariasis merupakan penyakit yang banyak ditemukan di negara tropik dengan kelembaban tinggi.













BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Manajemen pemeliharaan pedet meliputi penanganan awal, setelah lahir, pemberian pakan (kolostrum dan suplemen), sistem perkandangannya dan penanganan terhadap penyakit.
• Pedet dipelihara untuk Replacement Stock induk maupun pejantan
• Dengan pemeliharaan pedet dengan baik dan benar, kita bisa mendapatkan Replacement Stock yang unggul.
• Pemberian colostrum sangat penting untuk mempertahankan kesehatan pedet

3.2. Saran
• Manajemen pemeliharaan pedet haruslah menjadi perhatian yang lebih bagi para peternak, mengingat tingkat kematian dan resistensinya terhadap penyakit yang tinggi.
• Selain itu pedet adalah ternak replacement stock yang tentunya dapat digunakan sebagai pengganti ternak yang produksinya kurang optimal.









DAFTAR PUSTAKA
https://dodee88.wordpress.com/2009/05/31/cara-perawatan-sapi-pedet/
http://alatternak.blogspot.com/2013/02/eartag-eartag-atau-bila-di-indonesiakan.html
http://anpet10.blogspot.in/2012/04/laporan-tetap-ilmu teknologi-prosedur-html
Laporan Bunikasih















LAMPIRAN

a. Kandang pedet individu b. kandang pedet koloni

b. Calf reader




c. Ear tag applicator e. Dehorner electric

f. Pemasangan ear tag





g. Pedet baru lahir yang di jilati induknya h. Pedet saat minum susu


h. Pedet yang terkena penyakit mencret




Tidak ada komentar:

Posting Komentar