ekspresikan diri

Rabu, 18 Februari 2015

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI



LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
BALAI PEMBIBITAN DAN PENGEMBANGAN INSEMINASI BUATAN - TERNAK SAPI PERAH BUNIKASIH CIANJUR
Disusun Oleh :
Indah Sari M. Pohan
Dosen pembimbing :
1.      Bapak Satya Gunawan
2.      Bapak Ruli Basuni

AGRIBISNIS SAPI PERAH Batch II
PT. ULTRA JAYA MILK TRADING COMPANY, Tbk. JOINT PROGAM PPPPTK PERTANIAN CIANJUR DAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya, kami bisa menyusun laporan kunjungan ini. Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi obyek penelitian.
Ucapan terimakasih tentulah tak lupa kami ucapkan kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Ucapan terimakasih khususnya kami sampaikan kepada:
1.        Bapak Satya Gunawan dan Bapak Ruli Basuni selaku dosen pembimbing mata kuliah Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah.
2.        Orangtua yang selalu memberi dukungan material maupun spiritual.
3.        Rekan-rekan seperjuangan selaku pemberi motivasi dan semangat.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk diri kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Cianjur, 29 Januari 2015

Penulis


DAFTAR ISI


Contents


BAB I

PENDAHULUAN



LATAR BELAKANG

PPPPTK Pertanain Cianjur mengadakan kunjungan industri bagi mahasiswa jurusan Agribisnis Sapi Perah, pada kesempatan ini kami mengunjungi Balai Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan. Latar belakang diadakannya kunjungan industri ini agar Mahasiswa mengenal dunia kerja ataupun dunia peternakan. Selain itu Mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara pemeliharaan sapi perah pedet dan dara yang baik diantaranya (recording, pemberian pakan, dehorning, perkandangan dan pemasangan ear tag). Mahasiswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan ini sebagai rekreasi tetapi menganggap kunjungan ini sebagai sarana belajar untuk lebih mudah mengenal dunia peternakan.

TUJUAN

Mengetahui, mempelajari serta mempraktekkan tentang tata cara pemeliharaan sapi perah pedet dan dara.

MANFAAT

1.    Bagi Mahasiswa
§  Mendapat gambaran saat akan bekerja di peternakan atau ingin membuat peternakan sendiri.
§  Mahasiswa dapat melakukan pemotongan tanduk, memasang eartag, dan melakukan rekording.
§  Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori ke dalam industri sapi perah.
§  Mahasiswa dapat handling sapi perah secara tepat dan benar.

2.    Bagi Universitas
§  Universitas dapat mengajak mahasiswa belajar secara langsung di lapangan untuk menambah wawasan.
3.    Bagi Balai Perbibitan  Peternakan Inseminasi Buatan
§  Dapat berbagi ilmu dengan para mahasiswa.
§  Mengajak dan memperlihatkan cara pemotongan tanduk, memasang eartag, dan melakukan rekording yang benar.
§  Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya Balai Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



SEJARAH SINGKAT BALAI PERBIBITAN PETERNAKAN INSEMINASI BUATAN

Pada awalnya (BPPIB-TSP) Bunikasih bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas prakarsa Drh. Soedjino Koesoemayardjo yang saat ini menjabat sebagai Kepala Jawatan  Kehewanan Priangan Jawa Barat. Lokasi Taman Ternak Ciseureuh tersebut adalah Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan Pacet kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah budidaya sapi perah, domba, kelinci, dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi Daerah tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1983 statusnya menjadi UPDT dengan nama Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ciseureuh.
Pada tahun 1995 dilaksanakan ruislag (tukar guling). Seluruh lokasi farm dan lahan rumput BPT-HMT Ciseureuh dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hanya kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar guling yang sekarang menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh. Pada tahun 1999 namanya dirubah menjadi UPDT Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPDT balai pengembangan dan pembibitan  ternak sapi perah (BPPIB-TSP) Bunikasih. Berdasarkan keputusan gubernur nomor 119 tahun 2010 tentang tugas pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas (UPTD) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat maka BPPIB-TSP Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksakan sebagian fungsi dinas peternakan provinsi Jawa Barat dibidang perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan (IB) sapi perah.
BPPIB TSP Bunikasih berada pada posisi geografis 1070 03’ BT dan 60 50’ LS dengan ketinggian kurang lebih 900 m dari permukaan laut. Suhu 18 – 220 C dan kelembapan 85 %. Curah hujan 266mm per tahun (musim hujan) dan 51 mm per tahun (musim kemarau). Saat ini lokasi BPPIB TSP Bunikasih masuk ke dalam dua wilayah administratif di Kabupaten Cianjur, yaitu:
Kampung padalengsar Bunikasih Kecamatan Warungkondang seluas 162.290 m2
Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang seluas 59.930 m2.
Dalam rangka pengembngan IB, BPPIB TSP Bunikasih mempunyai program untuk dapat menghasilkan pedet jantan umur 12 bulan yang berstatus bakal calon pejantan unggul. Pada tahun 2013 sapi pejantan NT 1201 (Putera Willson) yang merupakan hasil dari ahli janin (embrio transfer) sudah dinilai oleh komisi bibit ternak nasional. Sapi tersebut sudah masuk dalam daftar nominasi bakal calon pejantan unggul, walau gagal dalam uji tingkat terakhir. Pada tahun mendatang diharapkan BPPIB TSP Bunikasih sudah mampu menghasilkan bakal calon pejantan unggul sehingga dapat diikut sertakan pada program uji zuriat nasional. 

RUANG LINGKUP KEGIATAN

1.      Sapi Perah
2.      Kandang
·         Kandang Pedet
·         Kandang Sapi Laktasi


BAB III

HASIL PENGAMATAN


Populasi sapi di Balai Pembibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan – Ternak Sapi Perah Bunikasih, Cianjur adalah 134 ekor. Terdiri dari 46 ekor sapi laktasi (diperah dengan manual 22 ekor dan dengan mesin 24 ekor), 27 ekor pedet, 61 ekor dara.
Pada awal penanganan pada sapi ditandai dengan adanya penjinakan (domestikasi), hal ini di lakukan karena sapi perah pada dasarnya adalah hewan yang liar yang sengaja di jinakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.  Sapi adalah hewan yang di domestikasi oleh manusia ke dua setelah kuda, kemungkinan awal domestikasi di lakukan di eropa dan asia pada tahun 6000 SM. 
Pemotongan tanduk (dehorning), pemasangan eartag dan pencatatan (recording) pada sapi perah adalah salah satu bentuk domestikasi pada sapi perah, untuk memudahkan dalam penanganan dan pengendalian (handling) sapi perah dalam melakukan kegiatan seperti : pemberian obat, memandikan sapi, pemotongan kuku , dan lainnya. Selain itu ini adalah cara untuk menjaga keamanan peternak dan ternak lainya agar tidak terluka serta agar sapi tersebut tidak agresif.

PEMELIHARAAN SAPI DARA

Sapi Perah Dara Heifers atau sapi perah betina merupakan sapi perah betina yang merupakan calon induk sudah dewasa kelamin (berumur 1-2 tahun) sampai beranak pertama kali
Tujuan Pembesaran. Sapi dara adalah sebagai calon induk maka perlu sekali diperhatikan kriteria-kriteria sebagai calon induk adalah :
a)      Berasal dari turunan yang mempunyai produksi susu yang tinggi
b)      Menunjukan pretumbuhan yang baik dan normal
c)      Bebas dari cacat tubuh dan penyakit

1.      Pemberian Pakan
Pakan adalah bahan pakan  yang diberikan kepada ternak  untuk memenuhi kebutuhannya selama  24 jam. Sedangkan Bahan pakan adalah zat organik dan anorganik yang dapat dicerna seluruh atau sebagian, yang tidak mengganggu  kesehatan bagi ternak. Setiap bahan pakan  memiliki kandungan gizi (nutrisi) yang berbeda-beda baik jenis maupun jumlahnya.
Pakan digolongkan menjadi 2, yaitu:
Ø  Hijauan
Hijauan pakan adalah segala macam hijauan dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang dapat dimakan oleh ternak tanpa menyebabkan keracunan pada ternak tersebut, akan tetapi dapat dipergunakan untuk proses pertumbuhan/ perkembangan  dan proses produksi. Hijauan yang diberikan pada ternak sapi perah di BPPIB Bunikasih dapat dibedakan menjadi:
a.    Rumput-rumputan, seperti: rumput gajah dan rumput gajah mini atau rumput odot 60 kg per hari per ekor, hijauan kering atau hay yang tebuat dari daun serai kering.
b.    Limbah pertanian, seperti: batang jagung, dll.

Ø  Konsentrat
Pakan konsentrat ini terdiri dari berbagai bahan pakan. Bahan pakan yang terdiri dari tepung jagung, bekatul/dedak, tepung ikan, bungkil kedelai,onggok, tepung kerang, mineral, tetes tebu dan lain sebagainya, yang kemudian disusun atau diramu menjadi satu disebutlah konsentrat. Konsentrat yang diberikan pada ternak di Buni Kasih meliputi: ampas tahu, ampas bir.

PEMELIHARAAN PEDET

Yang  dimaksud dengan sapi perah pedet  adalah  anak sapi yang baru lahir sampai  berumur kurang lebih 8 bulan.  Sapi perah pedet yang baru lahir memerlukan perawatan yang khusus,  yang meliputi : ketekunan, ketelian dan keseriusan dalam segala hal apabila dibandingkan dengan pemeliharaan  sapi perah dewasa. Pemeliharaan sapi perah pedet  mulai dari lahir hingga disapih merupakan  bagian penting dalam kelangsungan usaha bidang peternakan sapi perah. Kesalahan pada saat perawatan/pemeliharaan pada usia pedet muda yaitu umur kurang dari sebulan dapat menyebabkan kematian.
1.      Pemberian Pakan
·         Pemberian Kolostrum
Kolostrum diberikan pada pedet setelah lahir sampai umur 7 hari, dosis pemberian 8 liter per ekor 2 kali sehari. Waktu pemberian jam 5 pagi dan jam 3 sore.
·         Pemberian serat kasar
Serat kasar berupa rumput bisa diberikan pada pedet setelah umur 1 minggu dengan dosis sedikit untuk merangsang pertumbuhan lambung (rumen).

PERKANDANGAN

Keberhasilan dalam  pemeliharan ternak sapi perah baik itu pada sapi  pedet dan dara salah satunya ditentukan oleh ketersediaan kandang   yang memenuhi persyaratan. Sapi pedet dan dara  sangat sensitip  terhadap pengaruh  lingkungan  yang tidak menguntungkan,  seperti perubahan cuaca panas dan dingin yang  terjadi secara tiba-tiba. Indonesia negara kita ini termasuk daerah tropis perbedaan kelembaban dan suhu udara  antara siang dan malam hari tidak begitu nyata. Begitu juga keadaan  musim kemarau dan  musim hujannya.
Maka dari itu kandang yang akan dipergunakan untuk pemeliharaan ternak sapi perah baik itu pedet  maupun dara sebaiknya disesuaikan dengan   kondisi iklim yang ada.  Suhu dan kelembaban  dalam kandang harus diusahakan  agar tetap rendah,  sehingga sapi perah  pedet dan dara tersebut tidak mengalami stres.
Ukuran kandang untuk pedet 1m x 1m dan ukuran kandang Untuk dara 1,8m x 2m. Misalnya kebutuhan kandang untuk 5 ekor pedet dan 7 ekor dara dapat dihitung. 1 ST ukuran kandang adalah 3,5 m². Sementara untuk pedet adalah 0,25  ST dan untuk dara adalah 0,5 ST. Jadi menghitungnya adalah :
Untuk 5 ekor pedet 5 x 0,25 x 3,5 m² = 4,4 m²
Untuk 7 ekor dara 7 x 0,5 x 3,5 m² = 12,25 m²
Fungsi kandang  antara lain:
·           Merupakan tempat tinggal ternak dan tempat bekerja pemelihara/peternak yang mengurus ternak setiap hari.
·            Merupakan tempat perlindungan ternak yang memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak, dari gangguan binatang buas dan  gangguan alam, misalnya angin kencang, terik matahari, air hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain.
·           Merupakan tempat untuk istirahat setelah melakukan aktifitas sehari –hari
·           Memudahkan peternak dalam melakukan pengawasan kesehatan
·           Memudahkan tatalaksana pemeliharaan seperti; pemberian pakan dan minum,  penanganan kotoran, dan  penangan kesehatan.

DEHORNING

Dehorning adalah suatu tindakan yang dilakukan pada hewan ternak dengan tujuan penghilangan bakal tanduk atau pemotongan tanduk.
Tujuan Dehorning Pada Sapi Perah adalah :
§  Memperluas daya tampung kandang.
§  Mengurangi tingkat kerusakan kulit.
§  Menghindari terlukanya ternak lainnya.
§  Menjaga keamanan  peternak saat tata laksana pemeliharaan.
§  Memudahkan  melakukan pengendalian saat pemberian obat, pemberian ear tag, palpasi rectal.

Metode Dan  Langkah Kerja Pelaksanaan Dehorning
Beberapa metode yang digunakan dalam pemotongan tanduk atau penghilangan bakal tanduk adalah berikut ini :
§  Metode dengan cara menggunakan dehorner elektrik. Teknik ini diaplikasikan pada pedet 1 – 2 bulan.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat:                                    Bahan:
a. Dehorner Elektrik           a. Antibiotik
b. Gunting                          b. Kapas
c. Tang Barnes                    c. Salep
Langkah kerja :
-          Memanaskan dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga dehorner elktrik mencapai suhu sekitar 1200.
-          Merebahkan pedet yang akan dipotong tanduknya.
-          Memotong rambut sekitar tanduk pedet.
-          Dehorner yang sudah panas ditempelkan pada tanduk sambil ditekan dan diputar-putar.
-          Setelah tanduk terlepas, diolesi dengan antibiotik untuk menghentikan luka.
-          Melepaskan pedet agar mengurangi tingkat stress.
§  Metode dengan menggunakan tang barnes. Teknik ini diaplikasiakan pada sapi yang sudah dewasa.
Alat dan Bahan:
-          Tang burnes
-          Elektrik dehorner
-          Gunting rambut biasa
-          Tali
-          Kandang jepit
-          Kapas
-          Antibiotik
Langkah kerja :
-          Menghandling sapi yang akan dipotong tanduknya.
-          Memasukkan sapi ke kandang jepit.
-          Memasang tali halter.
-          Mengikat tali halter dengan tambang yang dikaitkan pada kandang jepit. Diusahan terikat dengan kuat. Untuk mencegah sapi berontak memegang lubang hidung dan diangkat keatas.
-          Memotong rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam pemotongan tanduk.
-          Memotong tanduk dengan tang barnes.
-          Menghentikan pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner elektrik.
-          Mengoleskan salep sekitar bekas potongan tanduk.
-          Melepaskan sapi agar mengurangi tingkat stress.
-           

PEMASANGAN EAR TAG

Eartag adalah sejenis anting yang memiliki kode berupa angka maupun huruf sebagai tanda pengenal sapi tersebut. Pemasangan eartag biasanya dipasang di daun telinga alas an dipasang didaun telinga adalah karna mudah untuk diilihat dan bagian yang paling lunak dipasang ataupun ditusuk dngan jarum dan pemasanngan eartag ini mempunyai tujuan untuk memudahkan dalam proses recording (pencatatan).
Alat dan bahan yang digunakan
Alat: 
a.       Eartag Aplicator
Bahan:
a.       Eartag
b.      Jarum Eartag
Langkah Kerja:
a.       Menghandling pedet yang akan dipasangi eartag.
b.      Merestraint pedet.
c.       Memegang telinga yang akan dipasangi eartag sesuai jenis kelamin pedet (jantan sebelah kanan dan betina sebelah kiri).
d.      Untuk pemasangan memastikan tidak mengenai pembuluh darah.
e.       Memasang eartag dengan eartag applicator.

RECORDING

Rekording adalah suatu usaha yang dikerjakan oleh peternak untuk mencatat gagal atau berhasilnya suatu usaha peternakan. Di bidang usaha peternakan program ini diterapkan hampir pada semua sektor usaha ternak mulai ternak unggas (layer, broiler, penetasan), ternak potong (sapi perah, sapi potong, kambing dan domba), dan aneka ternak seperti kelinci dan lainnya. Mengingat manfaat dan pentingnya program ini maka perlu kami mengangkat masalah ini walaupun sudah ada tulisan yang serupa. Pencatatan atau rekording di BPPIB-TSP Bunikasih adalah pencatatan pedet, dara, sapi laktasi, sapi bunting, pakan, kesehatan, dll.

Kegunaan recording :
a)      Mengetahui jumlah populasi akhir. Ini perlu karena bagaimanapun letak keuntungan ditentukan oleh jumlah populasi akhir. Dengan diketahuinya populasi akhir kita juga akan mengetahui jumlah ternak yang mati, hilang, dan sebagainya selama masa pemeliharaan.
b)       Untuk bahan pertimbangan dalam penilaian tata laksana yang sedang dilaksanakan. Seperti tingkat pertambahan berat badan (PBB), Feed Consumtion Rate (FCR), jumlah produksi, kesehatan ternak.
c)      Sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan sehari-hari.
d)     Sebagai langkah awal dalam menyusun rencana jangka panjang.
e)      Bagi pemerintah berguna untuk penyusunan kebijakan dalam bidang peternakan seperti apakah diperlukan import untuk pemenuhan kebutuhan sehingga produksi tetap seimbang.
f)       Mempermudah peternak melakukan evaluasi, mengontrol dan memprediksi tingkat keberhasilan usaha.
g)      Bagi perguruan tinggi data recording bisa sebagai bahan penelitian.







BAB IV

PENUTUP


KESIMPULAN

BPPIB Bunikasih Cianjur merupakan Balai yang tujuan utamanya adalah penghasil bibit sapi perah yang produktif  tetapi selain itu juga melakukan tata laksana pemeliharaan meliputi: pemotongan tanduk (dehorning), pemasangan eartag dan melakukan pencatatan (recording). Pemotongan tanduk di BPPIB Bunikasih dilakukan pada pedet dan dara dengan menggunakan electrik dehorner pada pedet dan tang barnes pada sapi dara.
Adapun kesimpulan yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :
1.      Pemotongan tanduk adalah bentuk tindakan untuk domestikasi sapi perah.
2.      Perlakuan dehorning dilakukan dengan mengunakan 3 metode yaitu : dengan besi panas, bahan kimia, dan gergaji.
3.      Dehorning adalah tindakan yang dilakukan pada ternak untuk menghilangkan atau memotong tanduk.
4.      Pemasangan eartag pada pedet menggunakan eartag applicator guna memberi identitas pada ternak.
5.      Perkandangan merupakan penunjang berhasilnya usaha peternakan
6.      Recording memudahkan peternak mengingat kejadian-kejadian penting tentang ternaknya tanpa mengenal batas waktu;
7.      Informasi yang diperoleh dari recording dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah ( evaluasi )


SARAN

Untuk Mahasiswa :
  1. Mahasiswa harus lebih aktif mencari informasi/keterangan mengenai peternakan tersebut.
  2. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan dengan seksama.
3.      Sebaiknya dalam perlakuan pemotongan tanduk sapi dalam keadaan tenang dan terrestrain dengan baik.
4.      Untuk mencegah luka pada dehorning dengan besi panas dan caustic soda sebaiknya gunakan anti biotic atau septic untuk menghindari terjadinya infeksi.
5.      Sebaiknya setelah melakukan dehorning dan pemasangan ear tag ternak sapi di perhatikan agar tingkat stress nya rendah
Untuk Peternakan :
1.    Penataan strategis tempat harus lebih tepat yaitu kantor peternakan harus terletak lebih tinggi dari kandang.
2.    Menambah populasi ternak sapi perah.
3.    Memanfaatkan feces secara optimal dengan mengaktifkan kembali sistem biogas yang sebelumnya sudah dilakukan.
4.    Untuk meminimalis pengeluaran biaya produksi sebaiknya dilalukan penyusunan ransum sendiri.


DAFTAR PUSTAKA



http://ketekdekil.blogspot.com/2011/02/dehorning.html Diunduh 04 Januari 2015 pukul 12.45
Modul Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah