LAPORAN KUNJUNGAN
INDUSTRI
Disusun Oleh :
Indah Sari M. Pohan
Dosen pembimbing :
1.
Bapak Satya Gunawan
2.
Bapak Ruli Basuni
AGRIBISNIS
SAPI PERAH Batch II
PT. ULTRA JAYA MILK
TRADING COMPANY,
Tbk. JOINT PROGAM PPPPTK PERTANIAN
CIANJUR DAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya, kami bisa menyusun
laporan kunjungan ini. Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi obyek
penelitian.
Ucapan terimakasih tentulah tak lupa kami ucapkan
kepada pihak – pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Ucapan
terimakasih khususnya kami
sampaikan kepada:
1.
Bapak Satya Gunawan dan Bapak Ruli Basuni
selaku dosen pembimbing mata kuliah
Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah.
2.
Orangtua yang selalu memberi dukungan material maupun spiritual.
3.
Rekan-rekan
seperjuangan selaku pemberi motivasi dan
semangat.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini jauh
dari kata sempurna, untuk
itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat
untuk diri kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Cianjur, 29 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
PPPPTK Pertanain Cianjur mengadakan
kunjungan industri bagi mahasiswa jurusan Agribisnis Sapi Perah, pada
kesempatan ini kami mengunjungi Balai Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan.
Latar belakang diadakannya kunjungan industri ini agar Mahasiswa mengenal dunia
kerja ataupun dunia peternakan. Selain itu Mahasiswa dapat mengetahui lebih
jauh tentang cara pemeliharaan sapi perah
pedet dan dara yang baik diantaranya (recording, pemberian pakan, dehorning,
perkandangan dan pemasangan ear tag). Mahasiswa juga
diharapkan tidak menganggap kunjungan ini sebagai rekreasi tetapi menganggap
kunjungan ini sebagai sarana belajar untuk lebih mudah mengenal dunia
peternakan.
TUJUAN
Mengetahui, mempelajari serta mempraktekkan tentang tata cara pemeliharaan sapi
perah pedet dan dara.
MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
§ Mendapat gambaran saat akan bekerja di peternakan
atau ingin membuat peternakan sendiri.
§ Mahasiswa
dapat melakukan pemotongan tanduk, memasang eartag, dan melakukan rekording.
§ Mahasiswa
dapat mengaplikasikan teori ke dalam industri sapi
perah.
§ Mahasiswa dapat handling sapi perah secara tepat dan benar.
2. Bagi Universitas
§ Universitas dapat mengajak mahasiswa belajar
secara langsung di lapangan untuk menambah wawasan.
3. Bagi Balai Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan
§ Dapat berbagi ilmu dengan para mahasiswa.
§ Mengajak dan memperlihatkan cara pemotongan tanduk,
memasang eartag, dan melakukan rekording yang benar.
§ Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya Balai
Perbibitan Peternakan Inseminasi Buatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SEJARAH SINGKAT BALAI PERBIBITAN PETERNAKAN INSEMINASI BUATAN
Pada awalnya (BPPIB-TSP) Bunikasih
bernama Taman Ternak Ciseureuh yang berdiri sejak tahun 1952 atas prakarsa Drh.
Soedjino Koesoemayardjo yang saat ini menjabat sebagai Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Jawa Barat. Lokasi Taman
Ternak Ciseureuh tersebut adalah Kampung Ciseureuh Desa Palasari Kecamatan
Pacet kabupaten Cianjur. Kegiatan utamanya adalah budidaya sapi perah, domba,
kelinci, dan unggas. Sejak tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada
Dinas Peternakan Provinsi Daerah tingkat I Jawa Barat. Pada tahun 1983
statusnya menjadi UPDT dengan nama Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan
Makanan Ternak ( BPT-HMT) Ciseureuh.
Pada tahun 1995 dilaksanakan
ruislag (tukar guling). Seluruh lokasi farm dan lahan rumput BPT-HMT Ciseureuh
dipindahkan ke Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Hanya
kantor BPT-HMT Ciseureuh saja yang tidak ikut ditukar guling yang sekarang
menjadi tempat peristirahatan atau Villa Ciseureuh. Pada tahun 1999 namanya
dirubah menjadi UPDT Balai Pengembangan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (
BPT-HMT) Ternak Sapi Perah Bunikasih.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
5 tahun 2002, namanya dirubah menjadi UPDT balai pengembangan dan
pembibitan ternak sapi perah (BPPIB-TSP)
Bunikasih. Berdasarkan keputusan gubernur nomor 119 tahun 2010 tentang tugas
pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas
(UPTD) di Lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat maka BPPIB-TSP
Bunikasih mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksakan sebagian fungsi dinas
peternakan provinsi Jawa Barat dibidang perbibitan dan pengembangan inseminasi
buatan (IB) sapi perah.
BPPIB TSP Bunikasih berada pada posisi
geografis 1070 03’ BT dan 60 50’ LS dengan ketinggian
kurang lebih 900 m dari permukaan laut. Suhu 18 – 220 C dan
kelembapan 85 %. Curah hujan 266mm per tahun (musim hujan) dan 51 mm per tahun
(musim kemarau). Saat ini lokasi BPPIB TSP Bunikasih masuk ke dalam dua wilayah
administratif di Kabupaten Cianjur, yaitu:
Kampung
padalengsar Bunikasih Kecamatan Warungkondang seluas 162.290 m2
Desa Padaluyu Kecamatan Cugenang seluas 59.930 m2.
Dalam rangka pengembngan IB, BPPIB
TSP Bunikasih mempunyai program untuk dapat menghasilkan pedet jantan umur 12
bulan yang berstatus bakal calon pejantan unggul. Pada tahun 2013 sapi pejantan
NT 1201 (Putera Willson) yang merupakan hasil dari ahli janin (embrio transfer)
sudah dinilai oleh komisi bibit ternak nasional. Sapi tersebut sudah masuk
dalam daftar nominasi bakal calon pejantan unggul, walau gagal dalam uji
tingkat terakhir. Pada tahun mendatang diharapkan BPPIB TSP Bunikasih sudah
mampu menghasilkan bakal calon pejantan unggul sehingga dapat diikut sertakan
pada program uji zuriat nasional.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Sapi
Perah
2. Kandang
·
Kandang Pedet
·
Kandang Sapi Laktasi
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Populasi sapi di Balai
Pembibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan – Ternak Sapi Perah Bunikasih,
Cianjur adalah 134 ekor. Terdiri dari 46 ekor sapi laktasi (diperah dengan
manual 22 ekor dan dengan mesin 24 ekor), 27 ekor pedet, 61 ekor dara.
Pada awal penanganan pada
sapi ditandai dengan adanya penjinakan (domestikasi), hal ini di lakukan karena
sapi perah pada dasarnya adalah hewan yang liar yang sengaja di jinakan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Sapi adalah hewan yang di domestikasi oleh manusia ke dua setelah kuda,
kemungkinan awal domestikasi di lakukan di eropa dan asia pada tahun 6000
SM.
Pemotongan tanduk
(dehorning),
pemasangan eartag dan pencatatan (recording) pada sapi perah adalah salah satu bentuk
domestikasi pada sapi perah, untuk memudahkan dalam penanganan dan pengendalian (handling) sapi perah dalam melakukan kegiatan
seperti : pemberian obat, memandikan sapi, pemotongan kuku , dan lainnya.
Selain itu ini adalah cara untuk menjaga keamanan peternak dan ternak lainya
agar tidak terluka serta agar sapi tersebut tidak agresif.
PEMELIHARAAN SAPI DARA
Sapi Perah Dara Heifers atau sapi perah betina merupakan sapi perah
betina yang merupakan calon induk sudah dewasa kelamin (berumur 1-2 tahun) sampai beranak pertama kali
Tujuan Pembesaran. Sapi dara adalah sebagai calon induk maka perlu
sekali diperhatikan kriteria-kriteria sebagai calon induk adalah :
a)
Berasal dari turunan yang mempunyai
produksi susu yang tinggi
b)
Menunjukan pretumbuhan yang baik dan
normal
c)
Bebas dari cacat tubuh dan
penyakit
1.
Pemberian Pakan
Pakan adalah bahan pakan
yang diberikan kepada ternak
untuk memenuhi kebutuhannya selama
24 jam. Sedangkan Bahan pakan adalah zat organik dan anorganik yang
dapat dicerna seluruh atau sebagian, yang tidak mengganggu kesehatan bagi ternak. Setiap bahan
pakan memiliki kandungan gizi (nutrisi)
yang berbeda-beda baik jenis maupun jumlahnya.
Pakan digolongkan menjadi 2, yaitu:
Ø Hijauan
Hijauan pakan adalah
segala macam hijauan dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang dapat dimakan oleh
ternak tanpa menyebabkan keracunan pada ternak tersebut, akan tetapi dapat
dipergunakan untuk proses pertumbuhan/
perkembangan dan proses produksi. Hijauan yang diberikan pada ternak sapi perah di BPPIB
Bunikasih dapat dibedakan menjadi:
a. Rumput-rumputan, seperti: rumput gajah dan rumput gajah
mini atau rumput odot 60 kg per hari per ekor, hijauan kering atau hay yang
tebuat dari daun serai kering.
b. Limbah pertanian, seperti: batang jagung, dll.
Ø Konsentrat
Pakan konsentrat ini terdiri dari berbagai bahan pakan.
Bahan pakan yang terdiri dari tepung jagung, bekatul/dedak, tepung ikan,
bungkil kedelai,onggok, tepung kerang, mineral, tetes tebu dan lain sebagainya,
yang kemudian disusun atau diramu menjadi satu disebutlah konsentrat. Konsentrat yang diberikan pada ternak di Buni Kasih
meliputi: ampas tahu, ampas bir.
PEMELIHARAAN PEDET
Yang dimaksud dengan sapi perah
pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai berumur kurang lebih 8 bulan. Sapi perah pedet yang baru lahir memerlukan
perawatan yang khusus, yang meliputi :
ketekunan, ketelian dan keseriusan dalam segala hal apabila dibandingkan dengan
pemeliharaan sapi perah dewasa.
Pemeliharaan sapi perah pedet mulai dari
lahir hingga disapih merupakan bagian
penting dalam kelangsungan usaha bidang peternakan sapi perah. Kesalahan pada
saat perawatan/pemeliharaan pada usia pedet muda yaitu umur kurang dari sebulan
dapat menyebabkan kematian.
1.
Pemberian
Pakan
·
Pemberian Kolostrum
Kolostrum diberikan
pada pedet setelah lahir sampai umur 7 hari, dosis pemberian 8 liter per ekor 2
kali sehari. Waktu pemberian jam 5 pagi dan jam 3 sore.
·
Pemberian serat
kasar
Serat kasar berupa
rumput bisa diberikan pada pedet setelah umur 1 minggu dengan dosis sedikit
untuk merangsang pertumbuhan lambung (rumen).
PERKANDANGAN
Keberhasilan dalam pemeliharan
ternak sapi perah baik itu pada sapi
pedet dan dara salah satunya ditentukan oleh ketersediaan kandang yang memenuhi persyaratan. Sapi pedet dan
dara sangat sensitip terhadap pengaruh lingkungan
yang tidak menguntungkan, seperti
perubahan cuaca panas dan dingin yang
terjadi secara tiba-tiba. Indonesia negara kita ini termasuk daerah
tropis perbedaan kelembaban dan
suhu udara antara siang dan malam hari
tidak begitu nyata. Begitu juga keadaan
musim kemarau dan musim hujannya.
Maka dari itu kandang yang akan dipergunakan untuk
pemeliharaan ternak sapi perah baik itu pedet
maupun dara sebaiknya disesuaikan dengan kondisi iklim yang ada. Suhu dan kelembaban dalam kandang harus diusahakan agar tetap rendah, sehingga sapi perah pedet dan dara tersebut tidak mengalami
stres.
Ukuran kandang untuk pedet 1m x 1m dan ukuran
kandang Untuk dara 1,8m x 2m. Misalnya kebutuhan kandang untuk 5 ekor pedet dan
7 ekor dara dapat dihitung. 1 ST ukuran kandang adalah 3,5 m². Sementara untuk
pedet adalah 0,25 ST dan untuk dara
adalah 0,5 ST. Jadi menghitungnya adalah :
Untuk 5 ekor pedet 5 x 0,25 x 3,5 m² = 4,4 m²
Untuk 7 ekor dara 7 x 0,5 x 3,5 m² = 12,25 m²
Fungsi kandang antara lain:
·
Merupakan tempat
tinggal ternak dan tempat bekerja pemelihara/peternak yang mengurus ternak
setiap hari.
·
Merupakan tempat perlindungan ternak yang
memberikan keamanan dan kenyamaan bagi ternak, dari gangguan binatang buas
dan gangguan alam, misalnya angin
kencang, terik matahari, air hujan suhu dingin di malam hari dan lain-lain.
·
Merupakan tempat untuk istirahat setelah melakukan
aktifitas sehari –hari
·
Memudahkan peternak
dalam melakukan pengawasan kesehatan
·
Memudahkan tatalaksana
pemeliharaan seperti; pemberian pakan dan minum, penanganan kotoran, dan penangan kesehatan.
DEHORNING
Dehorning adalah suatu tindakan yang
dilakukan pada hewan ternak dengan tujuan penghilangan bakal tanduk atau
pemotongan tanduk.
Tujuan Dehorning Pada Sapi Perah adalah :
§ Memperluas daya tampung kandang.
§ Mengurangi tingkat kerusakan kulit.
§ Menghindari terlukanya ternak
lainnya.
§ Menjaga keamanan peternak saat tata laksana pemeliharaan.
§ Memudahkan melakukan pengendalian saat pemberian obat,
pemberian ear tag, palpasi rectal.
Metode
Dan Langkah Kerja Pelaksanaan Dehorning
Beberapa
metode yang digunakan dalam pemotongan tanduk atau penghilangan bakal tanduk
adalah berikut ini :
§ Metode dengan cara menggunakan dehorner
elektrik. Teknik ini diaplikasikan pada pedet 1 – 2 bulan.
Alat dan bahan yang digunakan:
Alat: Bahan:
a. Dehorner Elektrik a. Antibiotik
b. Gunting b. Kapas
c. Tang Barnes c. Salep
Langkah kerja :
-
Memanaskan dehorner elektrik sekitar 1 – 2 menit hingga
dehorner elktrik mencapai suhu sekitar 1200.
-
Merebahkan pedet yang akan dipotong tanduknya.
-
Memotong rambut sekitar tanduk pedet.
-
Dehorner yang sudah panas ditempelkan pada tanduk sambil
ditekan dan diputar-putar.
-
Setelah tanduk terlepas, diolesi dengan antibiotik untuk
menghentikan luka.
-
Melepaskan pedet agar mengurangi tingkat stress.
§ Metode dengan
menggunakan tang barnes. Teknik ini diaplikasiakan pada sapi yang sudah dewasa.
Alat dan Bahan:
-
Tang burnes
-
Elektrik dehorner
-
Gunting rambut biasa
-
Tali
-
Kandang jepit
-
Kapas
-
Antibiotik
Langkah kerja :
-
Menghandling sapi yang akan dipotong tanduknya.
-
Memasukkan sapi ke kandang jepit.
-
Memasang tali halter.
-
Mengikat tali halter dengan tambang yang dikaitkan pada
kandang jepit. Diusahan terikat dengan kuat. Untuk mencegah sapi berontak
memegang lubang hidung dan diangkat keatas.
-
Memotong rambut sekitar tanduk agar memudahkan dalam
pemotongan tanduk.
-
Memotong tanduk dengan tang barnes.
-
Menghentikan pendarahan bekas pemotongan dengan dehorner
elektrik.
-
Mengoleskan salep sekitar bekas potongan tanduk.
-
Melepaskan sapi agar mengurangi tingkat stress.
-
PEMASANGAN EAR TAG
Eartag adalah sejenis
anting yang memiliki kode berupa angka maupun huruf sebagai tanda pengenal sapi
tersebut. Pemasangan eartag biasanya dipasang di daun telinga alas an dipasang
didaun telinga adalah karna mudah untuk diilihat dan bagian yang paling lunak
dipasang ataupun ditusuk dngan jarum dan pemasanngan eartag ini mempunyai
tujuan untuk memudahkan dalam proses recording (pencatatan).
Alat dan bahan
yang digunakan
Alat:
a.
Eartag Aplicator
Bahan:
a.
Eartag
b.
Jarum Eartag
Langkah Kerja:
a.
Menghandling pedet yang akan dipasangi eartag.
b.
Merestraint pedet.
c.
Memegang telinga yang akan dipasangi eartag sesuai
jenis kelamin pedet (jantan sebelah kanan dan betina sebelah kiri).
d.
Untuk pemasangan memastikan tidak mengenai pembuluh
darah.
e.
Memasang eartag dengan eartag applicator.
RECORDING
Rekording adalah suatu usaha yang dikerjakan oleh
peternak untuk mencatat gagal atau berhasilnya suatu usaha peternakan. Di
bidang usaha peternakan program ini diterapkan hampir pada semua sektor usaha
ternak mulai ternak unggas (layer, broiler, penetasan), ternak potong (sapi
perah, sapi potong, kambing dan domba), dan aneka ternak seperti kelinci dan
lainnya. Mengingat manfaat dan pentingnya program ini maka perlu kami
mengangkat masalah ini walaupun sudah ada tulisan yang serupa. Pencatatan atau rekording di BPPIB-TSP Bunikasih adalah pencatatan pedet,
dara, sapi laktasi, sapi bunting, pakan, kesehatan, dll.
Kegunaan recording :
a)
Mengetahui jumlah populasi akhir.
Ini perlu karena bagaimanapun letak keuntungan ditentukan oleh jumlah populasi
akhir. Dengan diketahuinya populasi akhir kita juga akan mengetahui jumlah
ternak yang mati, hilang, dan sebagainya selama masa pemeliharaan.
b)
Untuk bahan
pertimbangan dalam penilaian tata laksana yang sedang dilaksanakan. Seperti
tingkat pertambahan berat badan (PBB), Feed Consumtion Rate (FCR), jumlah
produksi, kesehatan ternak.
c)
Sebagai pertimbangan dalam mengambil
keputusan sehari-hari.
d)
Sebagai langkah awal dalam menyusun
rencana jangka panjang.
e)
Bagi pemerintah berguna untuk
penyusunan kebijakan dalam bidang peternakan seperti apakah diperlukan import
untuk pemenuhan kebutuhan sehingga produksi tetap seimbang.
f)
Mempermudah peternak melakukan evaluasi,
mengontrol dan memprediksi tingkat keberhasilan usaha.
g)
Bagi perguruan tinggi data recording
bisa sebagai bahan penelitian.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
BPPIB Bunikasih Cianjur merupakan
Balai yang tujuan utamanya adalah penghasil bibit sapi perah yang
produktif tetapi selain itu juga
melakukan tata laksana pemeliharaan
meliputi: pemotongan tanduk (dehorning), pemasangan eartag dan melakukan
pencatatan (recording). Pemotongan tanduk di BPPIB Bunikasih dilakukan pada pedet
dan dara dengan menggunakan electrik dehorner pada pedet dan tang barnes pada
sapi dara.
Adapun
kesimpulan yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :
1. Pemotongan tanduk adalah bentuk tindakan untuk domestikasi
sapi perah.
2. Perlakuan dehorning dilakukan dengan
mengunakan 3 metode yaitu : dengan besi panas, bahan kimia, dan gergaji.
3. Dehorning adalah tindakan yang dilakukan
pada ternak untuk menghilangkan atau memotong tanduk.
4. Pemasangan eartag
pada pedet menggunakan eartag applicator guna memberi identitas pada ternak.
5. Perkandangan
merupakan penunjang berhasilnya usaha peternakan
6. Recording memudahkan peternak
mengingat kejadian-kejadian penting tentang ternaknya tanpa mengenal batas
waktu;
7. Informasi
yang diperoleh dari recording dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam manajemen pemeliharaan sapi perah ( evaluasi )
SARAN
Untuk Mahasiswa :
- Mahasiswa harus lebih aktif mencari informasi/keterangan mengenai peternakan tersebut.
- Mahasiswa harus mengikuti kegiatan dengan seksama.
3. Sebaiknya dalam perlakuan pemotongan
tanduk sapi dalam keadaan tenang dan terrestrain dengan baik.
4. Untuk mencegah luka pada dehorning
dengan besi panas dan caustic soda sebaiknya gunakan anti biotic atau septic
untuk menghindari terjadinya infeksi.
5. Sebaiknya setelah melakukan dehorning dan pemasangan ear tag ternak sapi di perhatikan agar tingkat
stress nya rendah
Untuk
Peternakan :
1. Penataan strategis tempat harus lebih tepat
yaitu kantor peternakan harus terletak lebih tinggi dari kandang.
2. Menambah populasi ternak sapi perah.
3. Memanfaatkan feces secara optimal dengan
mengaktifkan kembali sistem biogas yang sebelumnya sudah dilakukan.
4. Untuk meminimalis pengeluaran biaya produksi
sebaiknya dilalukan penyusunan ransum sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://anpet10.blogspot.in/2012/04/laporan-tetap-ilmu
teknologi-prosedur-html diunduh 22
januari 2015 Pukul 15.05
http://alatternak.blogspot.com/2013/02/eartag-eartag-atau-bila-di-indonesiakan.html Diunduh
22 januari 2015 Pukul 15.35
http://c31120204.blogspot.com/2013/06/pengertian-recording.html Diunduh 04 Januari 2015 pukul 12.39
http://wasbitnak-bkl.blogspot.com/2014/05/recording-pencatatan-ternak_6.html Diunduh 04 Januari 2015 pukul 12.30
http://ketekdekil.blogspot.com/2011/02/dehorning.html Diunduh 04 Januari 2015 pukul 12.45
Modul Tata Laksana
Pemeliharaan Sapi Perah